Sebelum saya
memulai tentang sejarah Pers di Indonesia, terlebih dahulu saya akan menulis
sedikit tentang pegertian Pers.. Jadi menurut saya Pers adalah suatu kegiatan/
proses dalam mencari, mengumpulkan, mengedit dan menyebarkan informasi kepada
khalayak dengan secepat-cepatnya dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hati
khalayak. Ok selanjutnya saya akan menulis secara singkat tentang sejarah Pers
di Indonesia, dimulai dari Masa
Penjajahan Belanja yaitu pada tahun 1615 atas perintah Jan Pieterzoon Coen,
mesin cetak pertama di Indonesia dari negeri Belanda. Yang kedua pada Masa Pendudukan Jepang, masa ini surat
kabar Indonesia berdiri sendiri dipaksa bergabung manjadi satu semua itu atas
perencanaan Jepang untuk memenangkan “Dai Toa Senso” atau perang Asia Timur
Raya. Yang ketiga pada Masa Revolusi, peranan Pers di saat-saat
proklamasi kemerdekaan dicetuskan, dengan sendirinya sejalan dengan perjuangan
rakyat Indonesia, Semboyan “Sekali Merdeka Tetap Merdeka” menjadi pegangan
teguh bagi para wartawan. Kemudia yang keempat, Republik Indonesia Serikat yang tidak sesuai dengan keinginan
rakyat akhirnya bubar dengan terbentuknya kembali Negara Kesatuan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950. Yang kelima, Masa Demokrasi Terpimpin dimana Periode ini terjadi saat
terbentuknya Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Yang keenam Masa Orde Baru, pada masa ini pers
mencerminkan situasi dan kondisi dari kehidupan masyarakat di mana pers itu
bergerak. Dan yang terakhir adalah Masa
Reformasi, pada masa ini presiden B.J. Habibie pasca Orde Baru yang harus
disyukuri ialah pers yang bebas, dimana ia mempunyai andil besar untuk
melepaskan kebebasan pers.
Jadi dapat saya
simpulkan bahwa sejarah Pers di Indonesia yaitu
Berawal pada penerbitan surat kabar pertama, yaitu Bataviasche
Novelles en Politique Raisonemnetan yang terbit 7 Agustus 1774.
Dan kemudian muncul beberapa surat kabar berbahasa Melayu,
antara lain Slompet Melajoe, Bintang Soerabaja (1861),
dan Medan Prijaji (1907). Setelah itu surat kabar terbitan
peranakan Tionghoa pertama kali muncul adalah Li Po (1901),
kemudian Sin Po (1910). Dan surat kabar pertama di Indonesia
yang menyiarkan teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, pada tanggal 18
Agustus 1945 adalah surat kabar Soeara Asia. Kemudian sesudah itu
surat kabar nasional yang memuat teks proklamasi adalah surat kabar Tjahaja (Bandung), Asia
Raja (Jakarta), dan Asia Baroe (Semarang).
Referensi:
Assegaff,
1982, Jurnalistik Masa Kini: Pengantar Ke Praktek Kewartawanan, Jakarta, Ghalia
Indonesia.
Adam,
B Ahmat. 2003. Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan, Hasta
Mitra.
0 comments:
Post a Comment