Makanan Bukaan Hanya Hiasan

FOTO : Ilustrasi | Special #Ramadhan 1439 H

BULAN ramadhan memang bulan penuh dengan kelezatan, penuh dengan ketenangan, penuh dengan rasa yang ingin berbagi dengan sesama teman atau dengan orang terdekat lainnya.

Semenjak kecil sudah dibiasakan dengan suasana yang ‘manjha’ misalnya dari hal pekerjaan, biasanya bekerja dari pagi sampai sore tapi saat bulan puasa sudah dikurangi.

Segi permainan, biasanya bermain game sampai bosan bahkan sempat menghabiskan waktu seharian dengan game. Tapi saat sudah masuk dalam bulan Ramadhan semua sudah mulai dikurangi. Bukan apa-apa, tetapi memang sudah tarikat itu semua dikurangi.

Tidak hanya dua hal diatas masih banyak keistimewaan yang kita dapat saat masuk bulan Ramadhan.

Contoh lainnya ketika sudah masuk waktu berbuka puasa “Berbuka dengan yang manis” kata-kata ini sudah sangat populer.

Tidak ada hadits "berbukalah dengan yang manis". Tidak tepat mendahulukan berbuka dengan makanan manis ketika tidak ada kurma. Yang sesuai sunnah Nabi adalah mendahulukan berbuka dengan air minum jika tidak ada kurma.

Entah sejak kapan mulai populer ungkapan “Berbukalah dengan yang manis“. Ada yang mengatakan sejak sebuah iklan produk minuman menggunakan tagline tersebut di bulan Ramadhan. Sampai-sampai sebagian (atau banyak) orang menganggap ungkapan ini sebagai hadits Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam (!?!)

Yang jelas, tidak ada hadits yang berbunyi “Berbukalah dengan yang manis” atau semisalnya, atau yang mendekati makna itu. Baik dalam kitab hadits maupun kitab fiqih. Tidak ada sama sekali.

Namun sayang sekali ungkapan ini disebar-sebarkan sebagai hadits oleh sebagian da’i dan juga public figure semisal para selebritis yang minim ilmu agama. Dan ini merupakan kesalahan yang sangat fatal. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam

من حدَّثَ عنِّي بحديثٍ وَهوَ يرى أنَّهُ كذِبٌ فَهوَ أحدُ الْكاذبينِ

“Barangsiapa yang menyampaikan hadits dariku suatu hadits yang ia sangka bahwa itu dusta, maka ia salah satu dari dua pendusta” (HR. Muslim dalam Muqaddimah-nya).

Semoga sudah ada pihak (Ulama) atau orang lebih paham agama melakukan verifikasi terkait problem diatas.

Namun. Dalam tulisan ini penulis sedikit membagikan keunikan saat berbuka puasa di kediaman sementara dan pastinya penulis lihat dan merasakan di lapangan.

Tempatnya tidak akan penulis sebutkan dimana hehe.

Biasanya beberapa saat sebelum waktu berbuka orang tua/kakak/tante/bunda atau orang spesial lainnya pasti menyiapkan menu bukaan yang paling lezat yang nantinya dimakan saat sesudah berbuka. Apalagi puasa pertama, kedua atau puasa yang masih awal-awal.

Makanan yang lezat, minuman warna bervariasi, buah-buahan sekira saat dibayangkan sanggup untuk dihabiskan. Hehe padahal makan dua buah-buahan, segelas air dingin sudah kenyang. Tapi itulah nafsu.

Berbeda dengan tempat yang baru saya hinggap,

Makanan sudah dihidang diatas meja, ada juice dan kanji kacang hijau. Namun naas Allah bii, peserta disuruh berbuka dengan SEGELAS AIR PUTIH.

Kejadian tersebut menimbulkan pertanyaan besar. mengapa, mengapa dan mengapa?

Apa ada anjuran berbuka dengan air putih?

Mohon MASUKAN dan SARAN dikolom komentar, mungkin ada yang lebih tahu terhadap fenomena yang penulis alami. 

##Terimakasih untuk tidak berkata kasar dan menghujat.
Share on Google Plus

About Dhiya

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment