A.
TAJUK RENCANA ATAU EDITORIAL
Tajuk
rencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media
sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan actual, fenomenal dan atau
kontrevesional yang berkembang dalam masyarakat. Opini yang di tulis pihak
redaksi diasumsikan mewakili sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi
media pers bersangkutan secara keseluruhan sebagai suatu lembaga penerbitan media
berkala. Suara tajukrencana bukanlah suara perorangan atau pribadi-pribadi yang
terdapat di jajaran redaksi atau di bagian produksi dan sirkulasi, melalui
suara kolektif seluruh wartawan dan karyawan dari suatu lembaga penerbitan
pers. Karena merupakan suara lembaga, maka tajuk rencana tidak di tulis
mencantumkan nama penulis.
Karakter
dan kepribadian pers terdapat sekaligus tercemin dalam tajuk rencana. Tajuk
rencana pers papan atas atau pers berkualitas misalnya, memiliki cirri antara
lain senantiasa hati-hati, normative, cenderung konservatif dan menghindari
pendekatan kritik yang bersifat telanjang atau tembak langsung dalam
ulasan-ulasannya. Dalam permuatan tajuk rencan pres papan atas, pertimbangan
aspek politis lebih dominan di bandingkan dengan pertimbangan sosiologis.
Tajuk
rencana dari pers papan tengah atau pers popular berlaku sebaliknya. Pers
popular lebih berani, atratif, progresif, dan tidak canggung untuk memilih
pendekatan kritik yang bersifat telanjang serta tembak langsung. Apa bila pers
papan atas lebih menimbangkan aspek politis, maka pers papan tengah atau
bahakan pers papan bawah justu memilih pertimbangan aspek sosiologi memuat
tajuk rencana.
Pers
papan atas memiliki kepentingan yang jauh lenbih konpleks dibandingkan pers
papan tengah atau pers papan bawah. Kepentinag yang sifata nya jauh lebih
konpleks itulah yang mendorong pers papan atas untuk cenderung bersikap
konservatif dan akomondatif dalam kebijakan pemberitaan serta dalam peryataan
pendapat dan sikap melalui saluran resmi tajuk rencana. Inilah kosekuensi pers
modern sebagai industry jasa informasi yang bersifat padat karya sekaligus
padat modal (Haris Sumadiria,
2004, PP 81-82)
Pertama-tama
penulisan
editorial harus melihat pada apa yang di muat pada
halaman 1 dan halaman
lainnya disuatu edisi Koran. Jika editor bisa melakukan penilaian berita yang
bagus dalam memilih berita untuk halam
ini, maka topiknya
akan segar, relevan dan menarik bagi sejumlah besar pembaca. Beberapa topik itu
mungkin cukup penting untuk dikomentari di halaman editorial oleh penulis
editorial atau penulis opini. Berita-berita ini mencangkup opini paker dan mereka yang terkait dengan
kejadian atau isu yang diliputi, tetapi opini reporter tidak boleh masuk. Tetapi
dalam halam editorial opini jurnalis boleh dipublikasikan.
Penulis
editorial dan opini yang menulis kejadian yang lebih luas dan global bisanya
melokalisasikan komentar nya agar seusai dengan kebutuhan pembaca sasaran.
Editorial yang mengajak pembaca membantu mengurangi kelaparan di Negara Afrika
adalah editorial yang baik, tetapi akan lebih baik isu ini di kaitkan dengan masalah gizi buruk
dan kemiskinan di Indonesia dan menunjukan bagaimana pembaca dapat memberi
sumbangan untuk membantu mereka yang membutuhkan itu.
Kerena
editorial adalah suara Koran dan tidak mencantumkan nama penulisnya, maka opini
yang di ekspreikan di dalamnya mewakili mayoritas anggota Koran dan dewan
editorial. Dewan editorial mendiskusikan topik-topik, mencari kesepakatan, dan
kemudia menghadirkan beberapa argument
untuk mendukung opini yang di sepakati.
1.
Tipe-tipe
editorial
Suara
Koran sekolah/kampus di muat di halam editorial. Staf editorial biasanya
memunculkan opini yang paling menonjol. Editorial ini dapat di tulis dengan
alasan yang beragam, seperti untuk mengentreperensikan kejadian (berita),
mengkritik sesuatu yang telah terjadi, mengajak untuk orang berbuat sesuatu,
atau mendukung perubahan dan mengajak pembaca mengikuti suatu sudut pandang.
a. Editorial
advokasi
Editorial
yang menginterperensikan, menjelaskan, dan membujuak dan mendukung perubahan
biasa nya di hubungkan dengan suatu berita penting yang ada di dalam Koran
tersebut. Editorial ini dapat memberi tahu pembaca mengapa kejadian-kejadian
itu penting. Iya juga bisa menjelaskan denagn signifikansi ide tau kondisi
tertentu. Dalam beberapa kasus, editorial mendefinisikan term dan isu,
mengindentifikasi sosk dlam faktor dan merangkap latar belakang history,
cultural, geografis, dan kondisi lainnya. Usaha menulis untuk membujuk membujuk
pembaca untuk kesimpulan tertentu bisa jadi dilakukan dengan halus dan
terselubung.
b. Editorial
pemecahan masalah
Editorial
solusi problem adalah tipe lajim yang lazim dijumpai di Koran-koran. Terkadang
dinamakan “editorial kritik” tipe editorial ini dipakai saat staf editorial
ining menarik perhatian pada suatu problem atau ingin mengkritik tindakan
seseorang. Karena Koran perlu bertindak secara bertanggung jawab, maka fakta
harus di sajikan untuk mendukung kritik atau untuk menjelaskan sebaba-sebab masalah,
dan solusi harus di tawarkan. Proses tiga langkah ini mirip dengan metode
ilmiah: peryataan problem, penyajian bukti dan kesimpulan dengan usulan solusi.
c. Editorial
penghargaan
Editorial
penghargaan adalah salah satu pilihan bagi penulis editorial. Di bayak
komunitas, termasuk sekolah dan kampus sebuah Koran punya setatus dan pusat
kekuasaa, karena posisinya itu, Koran mengamati apa yang terjadi di kampus atau
dilingkungan lain. Koran dapat memuji orang atau kelompok itu menjadi tenar.
Jika
Koran mempubliskan lebih dari satu editorial di setiap edisi, maka salah
satunya bisa berupa editorial penghargaan. Jika Koran hanya mempublis satu
editorial di setiap edisi keputusan untuk menulis editorial ini harus
dipertimbangkan dengan cermat, dan yang dipuji atau dihargai mereka yang memang
pantsa mendapatkan nya. Orang atau kelompok juga dapat dipuji di kolom opini.
d. Komentar
editorial singkat
Keringkasan
mempunyai manfaat sendiri, dan editorial satu atau dua paragraph bisa jadi
efektif. Bentuk ini paling berguna jika hanya satu poin atau sedikit bukti
latar belakang informasi yang perlu diberikan. Terkadang editorial seperti ini
punya judul kolom, seperti “Ten Second Editorial.”
e. Editorial
pendek
Tipe
editorial lain, yang popular di pers mahasiswa, adalah editorial ringkas. Ia
berbeda dalam hal panjang dan penataannya.seperti di tunjukan namanya,
editorial ini ringakas, dari satu kata sampai beberapa kalimat saja. Biasanya
editorial pendek dikelopokan bersam sebgai heading
kolom, mencakup pukian tau keritik.
Editorial
pendek juga bisa komentar bermacam-macam: satu pujian tau keritik tidak selalu
terkait dengan berita lainnya di kolom.
Koran mahasiswa terkadang memberi nama sendiri seperti “thumb up, thumb
down,” “cheers and jeers” atau mereka menggunakan huruf unik untuk
mengesfresikan rasa senang atau tidak senang. Banyak komentar singkat ini tidak
hanya ditunjikan pada kampus atau sekolah, tetapi juga seluruh mahasiswa
terkadang isi nya bernada humor atau nenunjukan perubahan dalam gaya dan kultur
popular.
f. Editorial
kartun
Mungkin
bentuk yang paling ringkas adalah editorial kartun. Dlam beberapa kata atau
satu-dua kalimat, kartunis dapat melakukan hal-hal yang dilakuna penulis
editorial mengomentari, mengeritik, menginterpretasikan, membujuk dan menghibu.
Kartun dan bentuk seni lainnya merupakan komenter faporit bagi banyak pembaca.
Kartun
dapat berdiri sendiri, tanpa terkait dengan topic di halam editorial, atau
dapat di kaitkan juga dengan editorial. Dengan gaya lukis dan nada tulisan yang
khas, penulis kartun mengembangkan opini dan pelukisnya sering menggunakan
karikatur (cirri fisik yang di lebih-lebihkan) pelukis lebih banyak keleluasaan
untuk membuat sesuatu yang lebih lucu, satire, ironis, dan bahkan menyengat.
2.
Menulis
editorial
Untuk
editorial, penulis harus memilih topic yang terkait dengan beberapa berita yang
akan dipublikasikan di Koran yang sama, di hari yang sama dimana isu berita itu
isu yang menarik bagi pembaca. Sudut pandang local, bahakan terhadap situasi
nasional maupun internasional, atau terhadap keyakinan yang tersebar luas, dan
penting untuk menyukseskan editorial. Pembaca akan lebih cepat memahami dan
editorial itu akan dapat lebih banyak pembaca Karen punya relevansi dengan
mereka.
Sembelum
pembuka editorial ditulis, penulis harus menyusun poin utama editorial dalam
satu atau dua kalimat. Dengan cara ini penulis akan lebih mudah untuk tetap
fokus pada sasaran editorial, ini juga membatu pembuatan editorial menjadi
lebih padu.
Topik perlu dipikirkan
dengan mendalam, kususnya jika focus editorial adalah kritik negatif terhadap
suatu kondisi tau ide. Karena editorial membutuhkan fakta-fakta, atau bukti
maka penulis harus melakukan riset. Dewan editorial, yang teridi dari editor, dan
asisten-asisten editor Koran, akan me-review topik, mempertimbangkan
bukti-bukti dan menyampaikan suatu pandangan yang akan diambil. Penuliasan nya biasanya dilakukan
oleh satu orang. Karena editorial mengemukakan suatu pendapat. Kebayak
editorial dibagi menjadi tiga bagian pendahuluan, isi berita atau bukti, dan
kesimpulan.
0 comments:
Post a Comment