PENULISAN ARTIKEL, ESAI, KOLOM, OPINI DAN PENULISAN TAJUK RENCANA
ATAU EDITORIAL
disusun oleh:
Dhiya Urahman ( DU ) 140401040
Indah Zara Putri ( IZP ) 140401075
Husnul Habibi ( HH ) 140401051
Teniro ( T ) 140401055
Kelompok 5
Dosen Pembimbing, Sukma Hayati. S.Sos.I. M.Comn
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2016
PENULISAN ARTIKEL, ESAI, KOLOM, OPINI DAN PENULISAN TAJUK RENCANA
ATAU EDITORIAL
A.
ARTIKEL ( DU )
Artikel
adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah
tertentu yang sifatnya aktual dan kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu
(informasi), mempengaruhi dan meyakinkan (persuasif argumentatif), atau
menhibur khalayak pembaca (rekreaif). Disebut lepas karena siapapun pembaca
dapat menulis artikel dengan topik bebas sesuai dengan minat dan keahliannya
masing-masing.
Secara
umum artikel dapat dibedakan menurut jenis serta tingkat kesulitan yang
dihadapinya, antara lain: artikel praktis, artikel ringan, artikel halaman
opini dan artikel analisis ahliartikel spesial.
a. Artikel
praktis
Artikel
praktis lebih banyak bersifat petunjuk praktis cara melakukan sesuatu (how to do it), misalnya petunjuk cara
membuka internet, cara praktis merawat tanaman bonsai, sepuluh langkah membuat
kue tart, kiat ramping dan cantik
dalam 15 hari, atau cara cepat menguasai rumus dan hitungan matematika.
Artikel
praktis lebih menekankan pada aspek ketelitian dan keterampilan dari pada
masalah pengamatan dan pengembangan pengetahuan serta analisis peristiwa.
Artikel praktis biasanya ditulis dengan menggunakan pola kronologis. Artinya
pesan disusun berdasarkan urutan waktu atau tahapan pekerjaan.
b. Artikel
ringan
Artikel
ringan sering ditemukan pada rubrik anak-anak, remaja, wanita, keluarga.
Artikel jenis ini lebih banyak mengangkat topik bahasan yang ringan dengan cara
penyajian yang ringan pula, dalam arti tidak menguras pikiran kita. Untuk
menerima atau mencernanya, kita sebagai pembaca tidak memerlukan persiapan dan
perhatian secara khusus.
Artikel
ringan tak ubahnya makanan mie siap saji atau permen karet yang bisa dikunyah
kapan dan dimana saja. Topik bahasan seperti kiat sukses belajar di perguruan tinggi,
sepuluh ciri wanita setia, atau sembilan kelemahan pria di mata wanita,
termasuk kedalam kategori artikel ringan. Siapapun yang membacanya tidak perlu
mengerutkan dahi, berfikir lebih keras, menganalisis lebih tajam atau
menggugatnya secara akademis. Artikel ringan dikemas dengan gaya paduan
informasi dan hiburan.
c. Artikel
halaman opini
Artikel
halaman opini lazim ditemukan pada halaman khusus opini bersama tulisan opini
yang lain yakni tajuk rencana, karikatur, pojok, kolom dan surat pembaca.
Artikel opini mengupas suatu masalah secara serius dan tuntas dengan merujuk
pada pendekatan analitis akademis. Sifatnya relatif berat. Karena itulah,
artikel opini kerap ditulis oleh mereka yang memiliki latar belakang
pendidikan, pengetahuan, keahlian atau pengalaman mamadai di bidangnya
masing-masing.
d. Artikel
analisis ahli atau artikel spesial
Artikel analisis ahli
biasa kita temukan pada halaman muka, halaman-halaman berita atau halaman dan
rubrik-rubrik khusus tertentu. Sesuai dengan namanya, artikel jenis ini ditulis
oleh para ahli atau para pakar di bidangnya dalam bahasa yang populer dan
komunikatif. Artikel analisis ahli mengupas secara tajam dan mendalam suatu
persoalan yang sedang menjadi sorotan dan bahan pembicaraan hangat masyarakat.
Topik yang dibahas macam-macam, seperti ekonomi, politik, pendidikan, sosial,
agama, budaya, industri, iptek.
Beberapa
surat kabar besar di Indonesia menyediakan ruangan khusus untuk artikel analsis
ahli ini, tujuannya adalah mendekatkan pokok masalah yang sedang disorot dalam
berita sebagai suatu persoalan yang mengandung pertanyaan. (Haris Sumadiria,
2006, PP. 11-14).
Artikel khusus
atau spesial ditulis sepenuhnya atas inisiatif para penulis dari “orang luar”.
Banyak juga yang menyebutkan dengan artikel opini. Artikel ini merupakan
sumbangan artikel dengan topik-topik spesial. Maksudnya adalah spesial bidang
keahlian penulisnya.
Ada
penulis yang khusus menulis masalah ekonomi karena ia merupakan ekonom, lalu
untuk masalah politik ditulis oleh politikus atau pakar politik; masalah hukum
ditulis oleh ahli hukum (pengacara, jaksa, hakim); masalah budaya ditulis oleh
budayawan; masalah teknologi ditulis oleh sarjana teknologi; masalah agama
ditulis oleh ulama atau sarjana teologi; demikian seterusnya.
Prinsip
dasar artikel spesial tidak berbeda dengan tajuk rencana. Hanya saja tajuk
rencana harus lebih singkat dan pendek, sedangkan artikel spesial bisa lebih
panjang seperti juga kolom. Artikel spesial ini jarang memakai unsur humor,
satire dan parodi, walau sebenarnya itu juga dimungkinkan selama masih dalam
batasan yang dimungkinkan dan tidak berlebihan. Oleh karena itu artikel spesial
ini banyak diisi oleh kalangan pakar dan praktisi dibidang tertentu. (Setia
Willing Barus. 2010, P. 152).
Syarat
Jadi Penulis Artikel
Seorang
calon penulis artikel harus memiliki lima kemampuan sebagai modal dasar untuk
dapat mengembangkan minat, bakat, motivasi dan tekad dirinya untuk menjadi
untuk menjadi penulis atau kolumnis profesional dalam waktu tak terlalu lama.
Kelima syarat ini bisa disebut juga sebagai “rukun iman” yang harus diyakini
siapapun yang ingin menjadi penulis berkualitas dan ternama. Kelima syarat itu
yaitu: 1. Teknikal 2. Mental 3. Reading-habit 4. Intelektual 5. Sosiokultural.
a. Teknikal
Teknikal,
menunjuk pada kemampuan menggunakan atau mengoperasikan peralatan kerja yang
diperlukan seperti mesin tik, komputer, laptop, notebook, desk noot, atau email
(surat elektronik, elektronik email).
b. Mental
Mental,
menunjuk pada tekad, semangat dan kemauan keras untuk terus belajar dengan
disertai sikap pantang menyerah. Tahan banting. Mental baja. Menulis bukanlah
pekerjaan seperti main sulap yang hanya dengan mengucap sim salabim semuanya
langsung sudah tersedia seketika didepan mata. Menulis adalah pekerjaan kreatif
yang mengganbungkan tiga kemampuan sekaligus: ilmu, seni dan keterampilan.
c. Reading
habit
Reading-habit, menunjuk pada kebiasaan dan
budaya baca sebagai kebutuhan pokok sehari-hari. Penulis yang baik adalah
pembaca yang baik. Penulis yang kreatif dan produktif adalah pembaca yang
produkif pula. Setiap hari dia meluangkan waktu untuk membaca sedikitnya tiga
jam. Untuk menjadi pembaca yang baik, maka kita harus senantiasa haus
informasi. Kita harus memiliki rasa selalu ingin tahu (curiosity).
d. Intelektual
Intelektual,
berkaitan dengan visi akademis, daya nalar, wawasan ilmu pengetahuan, serta
kemampuan dalam menyajikan tulisan secara logis, sistematis dan analitis dengan
didukung oleh referensi yang relevan, aktual dan representatif. Seorang intelektual
akan senantiasa bersikap rasional dan referensial. Dia akan menghindari
berbagai pendekatan yang emosional apalagi yang bersifat mistikal. Sebagai
seorang intelektual, seorang penulis akan senantiasa berusaha untuk
mengedepankan visi dan sikap sebagai seorang terpelajar, rasional, referensial,
kritis, demokratis, berjiwa besar, dewasa, bijak.
e. Sosiokultural
Sosiokultural,
berkaitan dengan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosial termasuk
menjalin komunikasi dengan pihak media massa. Seorang penulis haruslah supel,
pandai bergaul, bisa menyesuaikan diri, diterima oleh siapa saja, akrab dengan
siapa saja, populis, jujur, terbuka, tampil sebagai pribadi menyenangkan,
rendah hati. (Haris Sumadiria, 2005, PP
14-17).
B.
ESAI ( DU )
Esai adalah karangan prosa yang membahas
suatu masalah secara sepintas dari sudut pandang penulisnya. Esai dapat disusun
berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Pembahasan
tidak sampai pada penyelesaian atau jalan keluar sebagai saran penulis kepada
pembaca atau kepada pihak-pihak yang terlibat dalam permasalahan.
b. Objek
pembahasan esai meliputi permasalahan aktual yang sedang menjadi pembicaraan
masyarakat dalam berbagai bidang, misalnya: ekonomi, politik, sosial,
kebudayaan, pemerintahan atau ketatanegaraan.
c. Penggunaan
bahasa dalam penulisan esai bersifat khas sesuai dengan gaya setiap penulisnya
dan tidak harus selalu berdasarkan tata bahasa baku.
d. Pembahasan
permasalahan didasarkan pada pendapat pribadi penulis sehinga fakta, bukti dan
alasan yang disajikan harus mendukung pendapat tersebut.
e. Penulisan
bahasa meyakinkan pembaca tentang kebenaran pendapat yang disajikan melalui
ilustrasi-ilustrasi pendukung.
Media
yang dipakai untuk menyajikan esai sama dengan tajuk rencana atau artikel,
yaitu surat kabar dan majalah. Ketiganya mempunyai kesamaan dalam gaya
penyajian kepada masyarakat sehingga karya tulis ini dibaca, dipelajari dan
dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat. Meskipun ketiga karya tulis mempunyai
kesamaan, tetapi ada juga perbedaannya. Lihat tabel dibawah ini:
perbedaan
|
artikel
|
Tajuk rencana
|
esai
|
Isi
|
Pembahasan tentang ilmu
pengetahuan (karya tulis ilmiah populer)
|
Penyajian pendapat
penulis berdasarkan fakta atau data tentang peristiwa
|
Penyajian pendapat
pribadi penulis sebagai kesan terhadap peristiwa atau permasalahan
|
Bahasa
|
Sesuai dengan tata bahasa baku (EYD)
|
Sesuai dengan tata
bahasa baku (EYD)
|
Bahasa khas,
komunikatif, sesuai dengan gaya penulis, dan tidak harus taat pada kaidah
kebahasaan
|
Penulis
|
Orang yang ahli dalam
bidang pengetahuan yang ditulis
|
Wartawan senior atau
editor dalam penerbitan
|
Semua pihak dari semua
kalangan
|
penutup
|
Berupa ringkasan,
kesimpulan atau penegasan terhadap materi pembahasan
|
Berupa saran, anjuran
atau ajakan kepada pembaca dan pihak-pihak yang terlibat dalam permalahan
|
Berupa penguatan
terhadap pernyataan penulis
|
1.
Penggolongan
Esai
Penggolongan
jenis esai dapat ditinjau dari bentuk dan tujuannya. Berdasarkan bentuknya,
esai digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
a. Esai
formal, adalah yang disusun sesuai dengan tata aturan penulisan wacana
konvensional yang lengkap, runtut dan sistematis (pembukaan, isi dan penutup).
b. Esai
informal, adalah esai yang disusun secara inkonvensional. Penulis tidak
mengutamakan kelengkapan dan keruntutan materi sajian, tetapi lebih
mengutamakan ekspresi (pengungkapan) kesan terhadap peristiwa atau
permasalahan.
Berdasarkan
tujuannya, esai digolongkan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
a. Esai
kritik adalah esai yang mengutamakan penyampaian koreksi, saran atau perbaikan
terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam peristiwa/ permasalahan. Kritik muncul
karena rasa kecewa terhadap peristiwa yang terjadi berbeda dengan harapannya.
b. Esai
cerita adalah esai yang mengutamakan pembahasan pada penggambaran peristiwa
mengikuti kronologis waktu. Penulis membawa pembaca larut dalam cerita sehingga
seolah-olah pembaca melihat dan mengalami sendiri peristiwa tersebut.
c. Esai
argumentatif adalah esai yang mengutamakan pembahasan pada penyajian pendapat
penulis disertai alasan kuat dan masuk akal. Penulis menyertakan bukti berupa
contoh dan ilustrasi untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran pendapat yang
disajikan.
2.
Menyunting
Esai
Menyunting
atau mengedit esai merupakan tahap perbaikan terhadap penyajian gagasan dalam
esai. Perbaikan tersebut terutama pada kejelasan kalimat, kelogisan penyampaian
gagasan, pilihan kata serta penggunaan ejaan dan tanda baca (EYD). (Sri Sutarni
& Sukardi. 2008, PP, 146-149)
B.
KOLOM ( IZP )
Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan
aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang
terdapat dalam masyarakat. Kolom lebih banyak mencerminkan cap pribadi penulis.
Sifatnya memadat memakna. Bandingkan dengan sifat artikel yang lebih banyak
memapar melebar. Kolom ditulis secara inferensial. Artikel ditulis secara
referensial. Biasanya dalam tulisan kolom terdapat foto penulis. Sangat
dianjurkan, tulisan kolom disertai foto penulis. Anjuran yang sama, justru
tidak berlaku pada artikel (Haris Sumadiria, 2005, P 3).
Kolom berasal dari bahasa Inggris, column. Orangnya disebut columnist.
Dalam bahasa Inggris, istilah kolumnis diartikan sebagai penulis karangan
khusus berupa komentar, saran, informasi, atau hiburan, pada surat kabar atau
majalah secara reguler (Stewart, 1970, P 65).
Demikian juga dalam bahasa Indonesia, dijelaskan arti
kolumnis sebagai penulis yang menyumbangkan artikel pada surat kabar atau majalah
secara tetap (Anton Moeliono, 1989, P 451). Kadang-kadang
tulisan dimaksud dikirimkan langsung untuk dimuat dalam surat kabar atau
majalah. Namun di Barat biasanya para kolumnis menulis karangannya khusus untuk
didistribusikan oleh sebuah sindikat kepada sejumlah surat kabar atau majalah
(Suhandang, 2004, PP 162-163).
Istilah column sendiri,
diartikan sebagai artikel pada surat kabar atau berkala lainnya (Webster, 1957,
P 64). Di samping itu column juga
diartikan sebagai pilar yang dibuat untuk menyangga sesuatu yang berat, seperti
atap atau bagian atas suatu bangunan (Fieldman, 1965 P 1250). Pada awalnya,
panggilan kolumnis ditujukan kepada para abdi jurnalisme abad ke-20 yang pada
abad ke-19 dikenal sebagai redaktur pengoreksi naskah. Pribadi-pribadi yang
tidak dikenal dan selalu anonim pada halaman-halaman tajuk itu kini telah
membangitkan para pembaca tulisannya untuk mengenal pribadinya secara langsung
atau tidak, membawakan pandangan penerbit tempat mereka bertugas, sehingga para
pembaca pun bisa memihak salah seorang dari mereka dan menganggapnya sebagai
juru bicara surat kabarnya (Suhandang, 2004, P 163).
Sebelum 1920, para kolumnis seperti Eugene Field dan Franklin
Pierce Adams, menerbitkan berbagai sajak, humor, lelucon yang aneh-aneh dan
esai-esai ringan karangannya sendiri atau dari para kontributornya. Column gossip tentang skandal pribadi
para tokoh, terutama dalam dunia hiburan, oleh para penulis seperti Walter
Winchell berhasil dipopulerkan pada 1920-an. Problem sosial dan ekonomi 1930-an
merangsang orang-orang “pintar” untuk mengembangkan pandangan politiknya, di
antara Walter Lippmann, bekerja sama dengan para pengedar “informasi intern” dan
ramalan seperti Drew Pearson (Suhandang, 2004, PP 163-164).
Pada 1960-an ratusan column
berisi hampir setiap segi kemanusiaan, dari soal cinta dan kesehatan sampai
pada ilmu pengetahuan dan keuangan, muncul pada harian-harian berkala lainnya
di Amerika dan Eropa. Bahkan di Indonesia lebih luas lagi isinya. Selain
masalah kemanusiaan, juga masalah kebijakan para penguasa selalu menjadi
sorotan para kolumnis yang kritis (Suhandang, 2004 PP 163-164).
Kolom (article column) biasanya ditulis dengan gaya yang
sangat ringan atau enteng dan diselingi humor-humor segar, walaupun masalahnya
sangat serius (politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, keamanan, pendidikan,
bencana, kecelakaan, kriminalitas, gaya hidup dan sebagainya).
Di tangan para kolumnis profesional, topik apapun yang dibahas,
mulai dari yang ringan seperti
masalah pakaian dinas pejabat, sampai yang berat
seperti kecenderungan makin bayaknya wakil rakyat di tingkat kota dan kebupaten
yang hobi memakan uang rakyat, tersaji
dalam cerita singkat yang memikat, logis rasional, enak dibaca dan perlu.
Benar-benar menggairahkan. Benar-benar menyegarkan (Haris Sumadiria, 2006, P
15)
Meskipun kolumnis bisa menulis tentang apa saja, tetapi ia haruslah
“pakar” dalam suatu bidang dan merupakan seorang penulis yang seksama dan
efektif. Selalu mengikuti perkembangan adalah penting dari segalanya (Hikmat
Kusumaningrat, 2006, P 248).
C.
OPINI ( HH )
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia yang diterbitkan Balai Pustaka, opini disebutkan sebagai
”pendapat; ”pikiran,” atau ”pendirian”. Menulis opini berarti menyebar
luaskan gagasan. Dengan menulis opini, maka seseorang berarti mentransfer ide
dan gagasannya ke ruang publik. Ia masuk ke ranah publik dan berusaha
mempengaruhi publik, dengan tujuan akhir, gagasannya diterima atau juga
diperdebatkan.
Menurut buku pengantar
komunikasi 2 analisis dan aplikasi,
opini (opinion) adalah ekpsresi dari suatu sikap. Opini dapat bervariasi
baik dalam hal intensitas dan stabilitas. Dengan melihat pada interpretasi awal
dalam bahasa prancis dan bahasa inggris dari opini, Noelle-Neumann menyatakan bahwa
opini adalah tingkat persetujuan dari populasi tertentu. Dalam proses spiral
keheningan, opini sama artinya dengan sesuatu yang dianggab berterima (Richard west,
P 122).
Opini memang bisa
diartikan sebagai pandangan seseorang tentang suatu masalah. Tidak sekadar
pendapat, tetapi pendapat ilmiah. Pendapat yang bisa dipertanggungjawabkan
dengan berdasar dalil-dalil ilmiah yang disajikan dalam bahasa yang lebih
popular. Karena itulah, untuk menulis opini juga dibutuhkan riset. Riset
merupakan penguat dari argumentasi penulis untuk menekankan gagasannya. Opini
inilah yang ditulis dan dituangkan dalam bentuk ”artikel.”
Untuk menulis opini
dibutuhkan:
1.
Pengetahuan akan
bidang/masalah tertentu
2.
Ide dan Gagasan
3.
Argumentasi gagasan
4.
Teknik Penulisan Opini
5.
Pengetahuan bahasa
6.
Pengetahuan Tentang
Media Massa (L.R. Baskoro, Redaktur Pelaksana, Majalah Tempo).
Melengkapi “teori” Djadjad Sudradjat, berikut ini dipaparkan bentuk-bentuk
tulisan dalam surat kabar yang terkatagorikan opini. Pada umunnya, media massa
cetak menyediakan sebagiansebagaimana halamanya untuk menampung opini atau
pendapat (wujud dari fungsi pers sebagai alat kontrol sosial). Opini ini bisa
berupa opini umum (public opinion), bisa pula berupa opini redaksi (dsk
opinion). Wujud tulisan opini umum artikel, kolom, dan surat pembaca, sedangkan
wujud tulisan opini redaksi adalah tajuk rencana, pojok, dan karikatur.
Kolom Opini
Editorial dan kolom opini memiliki satu kemiripan : keduanya adalah
opini sekaligus analisis subjektif. Keduanaya juga mempunyai perbedaan penting.
Kolom opini disertai nama penulisa dan berisi opini (menggunakan
kata pertama “saya”) dari seseorang,
kecuali kolumunis itu memilih memasukkan
opini dari orang lain. Tulisan editorial tidak disertai pencantuman nama
penulisannya dan merupakan opini staf keseluruhan, meskipun ditulis oleh satu
orang. Kolom opini kurang formal ketimbang editorial; kolumunis punya lebih
banyak keleluasaan dan biasanya banyak ruang untuk menyajikan ide-idenya.
Kolom opini sering kali disusun dengan cara yang sama sperti
editorial,, diawali dengan pendahuluan, diikuti oleh isi dan diakiri dengan
kesimpulan. Metode penceritaan atau kronologis bisa juga dipakai. Jarang
penulisan yang memilih bentuk piramida terbalik-dari yang terpenting ke yang
paling kurang penting.
Kolomnis sering mengembangkan gaya dan suara sendiri dan memiliki
topik sendiri yang sesuai dengan gayanya itu. Beberapa kolomnis selalu menulis
tentang masalah yang dapat ditulis secara humoris, uang, trevel, atau olah
raga. Beberapa penulis menulis apa yang sering disebut “keadaan manusia,”
kemenangan atau tragedi kehidupan manusia. Beberapa yang lainnya memperjuangkan
kaum tertindas,miskin, dan tersisih. Ada kolumnis yang ditulisnya diatas
rata-rata kemampuan membaca umum, yakni istilahnya untuk membaca yang lebih terdidik secara
intelektual. Beberapa orang hanya menulis tentang Bahasa Indonesia dan bagaimana
orang menggunakan dan menyalah gunakan. Ada banyak kemungkinan bagi kolumnis
untuk “memiliki” sendiri gaya dan subjeknya.
Banyak kolumnis menyusun kalimat pembuka atau penutup dengan unik. Ini akan
membantu membedakan kolumnsi itu dari kolumnis lainnya yang mungkin menulis topik serupa. Gaya
ini akan menjadi ciri khasnya. Kolumnis mahasiswa dapat melakukan hal serupa
untuk koran atau majalah kampus. Cara ini akan berhasil jika gaya itu
benar-benar unik dan dipakai secara konsisten.
Ada sebuah kolom yang khas dalam judulnya yang konsisten, sering
dengan bentuk huruf dan grafik yang mirip dan kolom-kolom lain dikoran. Ini
bisa dinamakan “standing hands,” sebab ada disetiap edisi dan tak pernah
berubah. Identitas komnis ditampilkan, dan terkadang disertai foto ukuran kecil
(foto wajah). Judul kolom biasanya ringkas, dan menggunakan kata-kata cerdas
dan menarik. Misalnya, “mecukur habis” biasa dipakai untuk kolom picture sepak
bola. Atau “partai gurem” yang merupakan julukan untuk partai kecil yang tidak
signifikan.
Opini dibawah ini dikaitkan dengan berita nasiaonal tentang pembunuhan
seseorang mahasiswa gay di Wyoming. Ini adalah contoh berita bagaimana kolomnis dapat
mengekplor opini personal yang mungkin tidak disetujui oleh staf koran. Kolom
opini adalah suara seseorang bukan suara koran (suara editorial). Kolumnis ini
juga mengutik sumber yang tepat dan kredibel untuk mendukung argumennya.
“Pelajaran dari tewasnya shepard”
Sebuah surat tergeletak dimeja saya. Saya tidak bisa
mengirimkannya, tapi saya tak berani membuangnya. Saya ingat betul hari ketika
saya memutuskan untuk menulisnya saya duduk dimeja kamar pada kamis pagi yang
dingin dengan merokok sambil membaca koran.
Sebelum membaca apa-apa dihalaman depan, wajahnya menarik perhatian
saya. Dia sangat tampan, dengan rambut pirang, mata biru tajam, dan senyum
muda. Saya ingat gelombang kejut yang merambat tubuh saya saat membaca
headline: “polisi menahan empat orang tersangka kasus pemukulan murid
mahasiwa.”
Setelah membaca artikelnya, saya menjadi mual saat bayangan
kepalanya yang bocor dan tubuhnya yang berlumuran darah berkelebat dibenak
saya. Dia digantung dengan cara disalip dan dibiarkan begitu saja sekarat –
sebuah pertunjukan kepada seluruh dunia tentang keberadaan kaum homo seksual.
Pemuda yang tampan ini diambang kematian
karena kebencian orang lain.
Malam itu saya menulis surat kepadanya. Saya katakan kepadanya agar
ingat bahwa dunia tidak seperti laki – laki yang memukuli mereka. Saya katakan
bahwa saya menghargai keberanian untuk menyatakan diri sebagai gay secara
terbuka. Saya katakan padanya bawa saya selalu mendoakanya.
Saya ingin agar dia tidak putus asa; saya ingin dia tetap hidup.
Sebelum saya keluar untuk mengirim surat pada senin pagi, saya
mendengar berita diradio, saya terlambat. Mattew sheprd, lelaki tampan dengan
leleki pirang, mata tajam, dan senyuman muda telah meninggal selamanya. Saya
ingat saya menahan air mata saat saya berangkat kesekolah dan selama disekolah.
Pulang diskolah saya menangis.
Saya pikir saya harus melakukan sesuatu untuk mencegah hal seperti
itu terjadi. Saya tak mengerti mengapa kebencian bisa mendorang orang untuk
membunuh. Beberapa kejadian dimasa lampau sangat memengaruhi diri saya.
Saya mendengar pernyataan “kebencian adalah kata yang kuat,” namun
pernyataan ini emang lebih banyak kebenaran ketimbang yang disadari orang.
Kebencian adalah emosi kuat ia adalah emosi yang tidak perlu dipicu oleh
sesuatu yang besar karna dia mendapatkan momentum dengan cepat.
Emosi ini menghancurkan moral, nalar, dan kontrol yang mendorong
seseorang sehingga dia bisa melukai atau membunuh karna kebencian itu.(Tom E.
Rolnicki et. Al, 2008, PP 147-148).
D.
TAJUK RENCANA ATAU EDITORIAL ( T )
Tajuk
rencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media
sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan actual, fenomenal dan atau
kontrevesional yang berkembang dalam masyarakat. Opini yang di tulis pihak
redaksi diasumsikan mewakili sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi
media pers bersangkutan secara keseluruhan sebagai suatu lembaga penerbitan media
berkala. Suara tajukrencana bukanlah suara perorangan atau pribadi-pribadi yang
terdapat di jajaran redaksi atau di bagian produksi dan sirkulasi, melalui
suara kolektif seluruh wartawan dan karyawan dari suatu lembaga penerbitan
pers. Karena merupakan suara lembaga, maka tajuk rencana tidak di tulis
mencantumkan nama penulis.
Karakter
dan kepribadian pers terdapat sekaligus tercemin dalam tajuk rencana. Tajuk
rencana pers papan atas atau pers berkualitas misalnya, memiliki cirri antara
lain senantiasa hati-hati, normative, cenderung konservatif dan menghindari
pendekatan kritik yang bersifat telanjang atau tembak langsung dalam
ulasan-ulasannya. Dalam permuatan tajuk rencan pres papan atas, pertimbangan
aspek politis lebih dominan di bandingkan dengan pertimbangan sosiologis.
Tajuk
rencana dari pers papan tengah atau pers popular berlaku sebaliknya. Pers
popular lebih berani, atratif, progresif, dan tidak canggung untuk memilih
pendekatan kritik yang bersifat telanjang serta tembak langsung. Apa bila pers
papan atas lebih menimbangkan aspek politis, maka pers papan tengah atau
bahakan pers papan bawah justu memilih pertimbangan aspek sosiologi memuat
tajuk rencana.
Pers
papan atas memiliki kepentingan yang jauh lenbih konpleks dibandingkan pers
papan tengah atau pers papan bawah. Kepentinag yang sifata nya jauh lebih
konpleks itulah yang mendorong pers papan atas untuk cenderung bersikap
konservatif dan akomondatif dalam kebijakan pemberitaan serta dalam peryataan
pendapat dan sikap melalui saluran resmi tajuk rencana. Inilah kosekuensi pers
modern sebagai industry jasa informasi yang bersifat padat karya sekaligus
padat modal (Haris Sumadiria,
2004, PP 81-82)
Pertama-tama
penulisan
editorial harus melihat pada apa yang di muat pada
halaman 1 dan halaman
lainnya disuatu edisi Koran. Jika editor bisa melakukan penilaian berita yang
bagus dalam memilih berita untuk halam
ini, maka topiknya
akan segar, relevan dan menarik bagi sejumlah besar pembaca. Beberapa topik itu
mungkin cukup penting untuk dikomentari di halaman editorial oleh penulis
editorial atau penulis opini. Berita-berita ini mencangkup opini paker dan mereka yang terkait dengan
kejadian atau isu yang diliputi, tetapi opini reporter tidak boleh masuk. Tetapi
dalam halam editorial opini jurnalis boleh dipublikasikan.
Penulis
editorial dan opini yang menulis kejadian yang lebih luas dan global bisanya
melokalisasikan komentar nya agar seusai dengan kebutuhan pembaca sasaran.
Editorial yang mengajak pembaca membantu mengurangi kelaparan di Negara Afrika adalah editorial yang baik,
tetapi akan lebih baik isu ini di
kaitkan dengan masalah gizi buruk dan kemiskinan di Indonesia dan menunjukan
bagaimana pembaca dapat memberi sumbangan untuk membantu mereka yang membutuhkan
itu.
Kerena
editorial adalah suara Koran dan tidak mencantumkan nama penulisnya, maka opini
yang di ekspreikan di dalamnya mewakili mayoritas anggota Koran dan dewan
editorial. Dewan editorial mendiskusikan topik-topik, mencari kesepakatan, dan
kemudia menghadirkan beberapa argument
untuk mendukung opini yang di sepakati.
1.
Tipe-tipe
editorial
Suara
Koran sekolah/kampus di muat di halam editorial. Staf editorial biasanya
memunculkan opini yang paling menonjol. Editorial ini dapat di tulis dengan
alasan yang beragam, seperti untuk mengentreperensikan kejadian (berita),
mengkritik sesuatu yang telah terjadi, mengajak untuk orang berbuat sesuatu,
atau mendukung perubahan dan mengajak pembaca mengikuti suatu sudut pandang.
a. Editorial
advokasi
Editorial
yang menginterperensikan, menjelaskan, dan membujuak dan mendukung perubahan
biasa nya di hubungkan dengan suatu berita penting yang ada di dalam Koran
tersebut. Editorial ini dapat memberi tahu pembaca mengapa kejadian-kejadian
itu penting. Iya juga bisa menjelaskan denagn signifikansi ide tau kondisi
tertentu. Dalam beberapa kasus, editorial mendefinisikan term dan isu,
mengindentifikasi sosk dlam faktor dan merangkap latar belakang history,
cultural, geografis, dan kondisi lainnya. Usaha menulis untuk membujuk membujuk
pembaca untuk kesimpulan tertentu bisa jadi dilakukan dengan halus dan
terselubung.
b. Editorial
pemecahan masalah
Editorial
solusi problem adalah tipe lajim yang lazim dijumpai di Koran-koran. Terkadang
dinamakan “editorial kritik” tipe editorial ini dipakai saat staf editorial
ining menarik perhatian pada suatu problem atau ingin mengkritik tindakan
seseorang. Karena Koran perlu bertindak secara bertanggung jawab, maka fakta
harus di sajikan untuk mendukung kritik atau untuk menjelaskan sebaba-sebab masalah,
dan solusi harus di tawarkan. Proses tiga langkah ini mirip dengan metode
ilmiah: peryataan problem, penyajian bukti dan kesimpulan dengan usulan solusi.
c. Editorial
penghargaan
Editorial
penghargaan adalah salah satu pilihan bagi penulis editorial. Di bayak
komunitas, termasuk sekolah dan kampus sebuah Koran punya setatus dan pusat
kekuasaa, karena posisinya itu, Koran mengamati apa yang terjadi di kampus atau
dilingkungan lain. Koran dapat memuji orang atau kelompok itu menjadi tenar.
Jika
Koran mempubliskan lebih dari satu editorial di setiap edisi, maka salah
satunya bisa berupa editorial penghargaan. Jika Koran hanya mempublis satu
editorial di setiap edisi keputusan untuk menulis editorial ini harus
dipertimbangkan dengan cermat, dan yang dipuji atau dihargai mereka yang memang
pantsa mendapatkan nya. Orang atau kelompok juga dapat dipuji di kolom opini.
d. Komentar
editorial singkat
Keringkasan
mempunyai manfaat sendiri, dan editorial satu atau dua paragraph bisa jadi
efektif. Bentuk ini paling berguna jika hanya satu poin atau sedikit bukti
latar belakang informasi yang perlu diberikan. Terkadang editorial seperti ini
punya judul kolom, seperti “Ten Second Editorial.”
e. Editorial
pendek
Tipe
editorial lain, yang popular di pers mahasiswa, adalah editorial ringkas. Ia
berbeda dalam hal panjang dan penataannya.seperti di tunjukan namanya,
editorial ini ringakas, dari satu kata sampai beberapa kalimat saja. Biasanya
editorial pendek dikelopokan bersam sebgai heading
kolom, mencakup pukian tau keritik.
Editorial
pendek juga bisa komentar bermacam-macam: satu pujian tau keritik tidak selalu
terkait dengan berita lainnya di kolom.
Koran mahasiswa terkadang memberi nama sendiri seperti “thumb up, thumb
down,” “cheers and jeers” atau mereka menggunakan huruf unik untuk
mengesfresikan rasa senang atau tidak senang. Banyak komentar singkat ini tidak
hanya ditunjikan pada kampus atau sekolah, tetapi juga seluruh mahasiswa
terkadang isi nya bernada humor atau nenunjukan perubahan dalam gaya dan kultur
popular.
f. Editorial
kartun
Mungkin
bentuk yang paling ringkas adalah editorial kartun. Dlam beberapa kata atau
satu-dua kalimat, kartunis dapat melakukan hal-hal yang dilakuna penulis
editorial mengomentari, mengeritik, menginterpretasikan, membujuk dan menghibu.
Kartun dan bentuk seni lainnya merupakan komenter faporit bagi banyak pembaca.
Kartun
dapat berdiri sendiri, tanpa terkait dengan topic di halam editorial, atau
dapat di kaitkan juga dengan editorial. Dengan gaya lukis dan nada tulisan yang
khas, penulis kartun mengembangkan opini dan pelukisnya sering menggunakan
karikatur (cirri fisik yang di lebih-lebihkan) pelukis lebih banyak keleluasaan
untuk membuat sesuatu yang lebih lucu, satire, ironis, dan bahkan menyengat.
2.
Menulis
editorial
Untuk
editorial, penulis harus memilih topic yang terkait dengan beberapa berita yang
akan dipublikasikan di Koran yang sama, di hari yang sama dimana isu berita itu
isu yang menarik bagi pembaca. Sudut pandang local, bahakan terhadap situasi
nasional maupun internasional, atau terhadap keyakinan yang tersebar luas, dan
penting untuk menyukseskan editorial. Pembaca akan lebih cepat memahami dan
editorial itu akan dapat lebih banyak pembaca Karen punya relevansi dengan
mereka.
Sembelum
pembuka editorial ditulis, penulis harus menyusun poin utama editorial dalam
satu atau dua kalimat. Dengan cara ini penulis akan lebih mudah untuk tetap
fokus pada sasaran editorial, ini juga membatu pembuatan editorial menjadi
lebih padu.
Topik
perlu dipikirkan dengan mendalam, kususnya jika focus editorial adalah kritik
negatif terhadap suatu kondisi tau ide. Karena editorial membutuhkan
fakta-fakta, atau bukti maka penulis harus melakukan riset. Dewan editorial,
yang teridi dari editor, dan asisten-asisten editor Koran, akan me-review
topik, mempertimbangkan bukti-bukti dan menyampaikan suatu pandangan yang
akan diambil. Penuliasan nya biasanya
dilakukan oleh satu orang. Karena editorial mengemukakan suatu pendapat.
Kebayak editorial dibagi menjadi tiga bagian pendahuluan, isi berita atau
bukti, dan kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik;
Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta: Erlangga)
Kusumaningrat, Kusumaningrat. 2006. Jurnalistik Teori & Praktik, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya).
Rolnicki, Tom E. 2008. Pengantar
Dasar Jurnalisme “Scholastic Journalism”. (Jakarta: Prenada Media Group).
Sumadiria, Haris. 2006. Jusnalistik Indonesia Menulis Berita dan
Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media)
Sumadiria, Haris. 2005. Menulis Artikel Dan Tajuk Rencana Panduan Praktik Menulis Dan Jurnalis
Profesional. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media).
Sutarni, Sri & Sukardi. 2008. Bahasa Indonesia 3; SMA Kelas XII,
(Jakarta: Perpustakaan Nasional).
Mari gabung dengan agen kami di mgmpoker88,net dan dapatkan promo menarik serta bonus menarik lainnya.
ReplyDeletePromo dan bonus berlaku untuk new member dan member lama.
Tunggu apa lagi, segera daftarkan diri Anda dan bermain bersama jutaan player di seluruh Indonesia.
Langsung Saja ke https://goo.gl/UdJZKT
Keunggulan Bersama Kami MGMPOKER88 yaitu PROMO bonus yang menarik untuk anda. Di antaranya ;
◙ Bonus Mingguan Setiap Hari SENIN Up To 0.5%
◙ Bonus Raferral sebesar 20%
◙ Bisa Juga Dimainkan di Smartphone Versi Android dan Iphone.
◙ Minimal Deposit 20ribu Wd 20ribu
◙ Support Bank BCA - BNI - Mandiri - BRI.
Untuk Info Lebih Lanjut Bisa Saja Langsung Hubungi Costumer Service kami di :
LiveSupport 24JAM.
◙ Phone : +85577597038
◙ Skype : jessy wijayatan
TERIMA KASIH
Salam Keberuntungan MGMPOKER88.