Urgensi Manajemen Bagi Sebuah Media


Manajemen sama tuanya dengan peradaban di Yunani kuno dan kerajaan dan kerajaan romawi, ditemukan berlimpah-limpah bukti dari manajemen dalam arsip sejarah pemerintahan, tentara dan pengadilan-pengadilan. Menjelang pertegahan pertama abad ke-19, manajemen sudah membuat kemajuan setara dengan peningkatan alat-alat produksi.  

Sepanjang abad ke 19 dan 20, makin banyak peneliti, industrial, dan pegawai pemerintah yang tertarik pada manajemen. Perhatian di arahkan kepada organisasi, pengguna waktu yang berdayaguna, dan pengawasan anggaran.  Usaha-usaha penting di arahkan kepada perkembangan suatu teori manajemen dan pembangunan sebuah kerangka bagi manajemen di masa depan diperkirakan pula kira-kira tahun 1939, prinsip bahwa manusia meupakan pertimbangan terpenting dalam manajemen mendapat angin dan menyebabkan banyak orang berpaling kepada penelitian perilaku manusia. Beberapa dasawarsa kemudian tersedialah  “komputer”, yang membawa bersamanya penekanan yang lebih besar pada metode-metode analisa kuantitatif.[1]

Mengenai perkembangan sebuah media, ada  beberapa catatan  historis, yakni yang pertama, era masyarakat tribal (the tribal age). Di era ini, komunikasi media dimediasi melalui komunikasi lisan (oral communication) karena masyarakat umumnya terikat dengan budaya lisan (oral culture) sehingga yan berperan  di  sin ialah  storytelling   yang   mengandalkan  keterlibatan pemikiran intuitif dan holistis. Ada empat karakteristik komunikasi lisan, yaitu:
1.      Mengandalkan emosi di saat berkomunikasi lisan, terutama pada waktu mendengarkan (sense of hearing), diiringi rangkulan tangan serta di kening atau hidung, dan selalu berusaha menciptakan suasana batin yang aman.
2.      Komunikasi antarpersonal sangamengutamakan keterlibatan (encourages high involvement), misalnya menyatakan sikap simpati dan empati kepada sesama.
3.      Memotivasi pendengar bahwa apa yang diceritakan itu penting (importance of stories).
4.      Komunikasi selalu memperhatikan interaksi personal (personal interaction and attention).
Kedua, era masyarakat tulis (the age of literacy). Di era ini, komunikasi manusia dimediasi oleh tulisan yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip bangunan logika. Ada empat karakteristik dari era masyarakat tulis, yakni:
1.      Sangat didominasi oleh komunikasi visual.
2.      Mendorong permenungan pribadi ketimbang melibatkan kelompok.
3.      Memperkenalkan logika, cara berpikir linear.
4.      Matematika, sains, filsafat.
Ketiga er percetakan   (the   print   age) D er ini komunikasi antarmanusia menekankan pada cetakan visual yang berpusat pada galaksi Guttenberg. Di sini peranan mata sangat dominan, cara berpikir linear, status sains semakin diperhitungkan, serta munculnya sikap individual. Karakteristik era ini berkaitan dengan:
1.      Penyebarluasan visualisasi secara bebas.
2.      Melakukan konversi tulisan perorangan ke teknik cetakan.
3.      Standardisasi bahasa nasional sebagai syarat membangun nasionalisme.
Keempat, era elektronika (the electronic age), yang menekankan pada image visual. Era ini d awali dengan terbentuknya kesadaran dan pengalaman hidup dengan prinsip global village. Pada era ini, televisi merupakan media yang sangat dominan karena melibatkan semua sensori manusia (persepsi, sikap, stereotip, pikiran, perasaan, emosi, tindakan) yang mendorong warga masyarakat ke retribalization, serta memudarnya logika dan cara berpikir linear. Ada empat karakteristik era ini:
1.      Bertumbuhnya global village.
2.      Kehadiran cool medium seperti televisi yang secara spontan menawarkan hakikalingkungan, serta retribalisasi kemanusiaan (perhatikan film-film horor, mitos).
3.      Pengaruh media semakin kuat sehingga para penonton menjadi pasif.
4.      Peralihan cara berpikir dari linear ke lokal.
Sebenarnya media massa merupakan istilah yang digunakan untuk mempertegas kehadiran suatu kelas, seksi media yang dirancang sedemikian rupa agar dapamencapai audiens yang sangat besar dan luas. Yang dimaksudkan besar dan luas adalah seluruh penduduk dari suatu bangsa atau negara. Pengertian media massa ini makin luas penggunaannya sehubungan dengan lahirnya percetakan oleh Guttenberg di abad pertengahan dan disusul oleh penemuan radio yang  melintaslautaAtlantik  pada  1920,  terakhir  dengan  perkembangan jaringan radio, televisi, meluasnya sirkulasi surat kabar dan majalah serta internet yang berhubungan dengan massa. Lantaran adanya masyarakat massa dengan budaya  massitulah  media  masssering  mengabaikan  keberadaaindividu dala masyaraka yan diangga hany sebaga “atomisasi”   yang   tidak mempunyai koneksi sosial di antara anggota massaKelompok mengambang inilah yang tak mempunyai karakter tertentu sehingga mudah dijadikan sebagai sasaran tembak media massa modern melalui teknik periklanan dan propaganda.

URGENSI MANAJEMEN MEDIA

A.    Pengertian Managemen
Pada hakikatnya managemen sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan, terlebih dalam sebuah instansi, organisasi hingga perusahaan. Karena pada dasarnya managemen adalah sebuah prose untuk membentuk aturan dan kendali dalam tubuh struktur organisasi tersebut.

Managemen berasal dari kata Perancis kuno, management yang berarti sebuah pelaksana dan pengaturan. Mary Parker Follet mendefinisikan managemen sebagai seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

G.A Ticoula mengemukakan bahwa managemen adalah sebuah proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang ke arah tujuan organisasional. Managemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing” pelaksanaan, sedang pelaksananya disebut atau pengelola.[2]

B.    Pengorganisasian Pesan-pesan Bisnis
1.      Hal-hal yang Menyebabkan Pesan-pesan Tak Terorganisasi Dengan Baik
Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pimpinan kepada para bawahannya, kadang kala tak terorganisasi dengan baik. Hal ini menjadikan pesan-pesan yang disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki. Mengapa hal ini bisa terjadi? Tidak mengorganisasinya komunikasi dengan baik dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut[3] :

a.       Bertele-tele
Sering kali pesan pembuka awal sebuah surat terlalu panjang hingga mencapai beberapa paragraf, baru kemudian masuk topik pembahasan. Dengan kata lain, pesan-pesan awal terlalu bertele-tele, pembaca memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahami maksud pesan-pesan yang disampaikan.

b.      Memasukkan Bahan-bahan yang Tidak Relevan
Faktor berikutnya adalah adanya informasi yang tidak relevan, dan tidak penting, dalam pesan yang disampaikan kepada audiens. Informasi yang tidak relevan, di samping membuang-buang waktu, juga dapat membuat pesan-pesan yang di sampaikan menjadi kabur, tidak jelas dan sulit dipahami. Sebaiknya hanya informasi yang relevan dan penting saja.

c.       Menyajikan Ide-ide Secara Tidak Logis
Penyebab selanjutnya adalah adanya ide-ide yang tidak logis dan tidak terkait dengan topik bahasan yang disampaikan pada audiens. Hal ini menyebabkan ketidaklancaran komunikasi, karena audiens akan sulit memahami poin-poin penting yang disampaikan.
  
d.      Informasi Penting Kadangkala Tidak Tercakup Dalam Pembahasan
Apabila pesan-pesan yang tidak relevan, pesan-pesan yang tidak penting dan pesan-pesan yang bersifat bombastis lebih dominan. Ada kecendrungan poin-poin yang penting justru terlupakan dari topik pembahasan. Karena asyik membahas hal-hal yang hanya bersifat pelengkap atau pendukung saja, poin-poin yang seharusnya memperoleh porsi bahasan yang lebih besar menjadi terabaikan.

2.      Pentingnya Pengorganisasian yang Baik
Dengan mengatur ide-ide secara logis, berurutan dan tidak bertele-tele, ide yang disampaikan akan dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan informasi, motivasi maupun praktis bagi para audiens. Mengorganisasi pesan-pesan secara baik adalah suatu tantangan bagi komunikator. Untuk dapat mengorganisasi pesan-pesan dengan baik, ada 4 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.      Subjek dan tujuan haruslah jelas.
2.      Semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan.
3.      Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis.
4.      Semua informasi yang penting harus sudah tercakup.
Suatu pesan yang disusun dengan baik akan membantu audiens memahami pesan yang disampaikan, membantu audiens menerima pesan, menghemat waktu audiens, dan mempermudah pekerjaan komunikator.
a.       Membantu Audiens Memahami Suatu Pesan
Dengan mengemukakan poin-poin penting secara jelas, menyusun ide-ide secara logis dan runtut, dan memasukkan semua informasi  yang relevan dalam pesan, audiens dengan mudah akan memahami maksud / tujuan pesan.
b.      Membantu Audiens Menerima Suatu Pesan
Pengorganisasian pesan-pesan yang baik di samping membantu audiens dalam memahami pesan, juga membantu audiens untuk dapat menerima isi pesan tersebut. Misalnya, seorang konsumen yang mengadukan masalah pembelian suatu produk kepada manajer toko, namun memperoleh jawaban yang tidak menyenangkan atau mengecewakannya. Mungkin saja serta jawaban yang diberikan telah disusun logis sehingga dapat dipahami maksudnya, namun tidak dapat diterima oleh konsumen karena gaya bahasa yang digunakan terlalu menusuk pada sasaran (to the point).
c.       Menghemat Waktu
Apabila suatu pesan tidak terorganisasi dengan baik, penyampaiannya akan menghabiskan waktu audiens. Mengapa demikian? Salah satu tujuan pengorganisasian pesan-pesan yang baik adalah penyampaian informasi atau ide-ide yang relevan saja. Dengan hanya menyampaikan informasi yang relevan, waktu audiens akan dapat dihemat. Disamping itu, audiens dapat dengan mudah mengikuti alur pemikiran pesan yang disampaikan, tanpa harus memeras otak dan mengerutkan dahi.
d.      Mempermudah Pekerjaan Komunikator
Pengorganisasian pesan-pesan yang baik dapat membantu pekerjaan komunikator, sehingga dapat selesai lebih cepat dan hemat waktu. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting dalam dunia bisnis, di mana penyelesaian pekerjaan berjalan dengan baik, cepat, dan efisien. Dengan mengetahui apa yang ingin disampaikan, dan mengetahui cara menyampaikannya, rasa percaya diri komunikator akan meningkat. Semakin tinggi rasa percaya diri komunikator, semakin cepat dan efisien ia menyelesaikan pekerjaan.

Berikut ANALISIS dari Urgensi Manajemen Bagi Sebuah Media :

1.      Dhiya Urahman
Pemahaman saya, Organisasi sangat berhubungan dengan manajemen dan tata kerja karena organisasi secara keseluruhan atau sebagai suatu keselurahan memerlukan manajemen untuk mengatur sistem tata kerja. Dimana Manajemen memiliki peranan yang sangat penting untuk berhasilnya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.
Menurut saya, managemen dalam sebuah media massa adalah suatu proses yang sengaja dibuat untuk mengatur semua kegiatan dalam media tersebut dan merencanakan suatu program acara sehingga dapat terorganisir dengan baik. Adanya managemen bagi sebuah Media juga dapat tercipta suatu program acara, iklan yang dapat ditayangkan dalam media elektronik seperti tv, radio, website, maupun media cetak seperti koran.
Saya mengambil contoh program acara televisi. Pada media eletronik yaitu televisi. Selain program acara, iklan juga termasuk di dalamnya. Dengan managemen media massa kita dapat membuat program acara sesuai dengan selera pasar dan banyak diminasi oleh pemirsa, kita bisa mengatur waktu kapan iklan cocok diputar dampaknya akan memperoleh ratting yang tinggi, jika iklan yang ditayangkanpun sesuai dan semakin tinggi ratting acara maka iklanpun semakin banyak dan semakin mahal, jadi keuntungan yang diperoleh semakin tinggi.
Alasan pentingnya manajemen dibutuhkan bagi perusahaan atau dalam organisasi adalah dapat memudahkan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi, dapat menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan dapat mencapai efisiensi dan efektivitas.
  
2.      Indah Zara Putri
Manajemen media sangatlah penting untuk dilakukan, karena dengan mengatur atau mengorganisasi pesan-pesan sekaligus informasi yang akan disampaikan kepada audiens, maka audiens mudah memahami maksud dan tujuan pesan yang kita sampaikan dalam sebuah media. Pentingnya manajemen sebuah media dikarenakan kita bisa mendapatkan sesuatu yang ingin kita capai dengan maksimal. Dalam manajemen sebuah media, banyak hal-hal yang perlu kita perhatikan, antara lain yaitu:
a.       Manajemen Pesan
Manajemen pesan ini sangat penting untuk diperhatikan, kita harus cerdas dan jeli dalam mengemas pesan-pesan yang ingin kita sampaikan. Pesan-pesan tersebut harus kita perhatikan dari dua sudut pandang, pertama dari sudut pandang positif, jika pesan itu disampaikan kepada audiens, apa manfaat yang didapatkan oleh audiens sehingga audiens merasa tertarik dan butuh terhadap pesan-pesan yang kita sampaikan. Begitu juga dari sudut pandang negatif, jika pesan itu disampaikan kepada audiens, apakah audiens merasa dirugikan atau terbodohi oleh pesan-pesan yang kita sampaikan. Jika tidak kita perhatikan baik buruknya suatu pesan yang ingin kita sampaikan, akibatnya pesan tersebut tidak banyak diminati oleh audiens.
Dalam manajemen pesan, kita harus perhatikan juga sasaran audiens dari pesan yang ingin kita sampaikan. Jika sasaran audiensnya adalah anak usia 5 - 10 tahun, maka pesan itu dikemas dengan begitu menarik sehingga mudah dipahami oleh audiens. Begitu jugak kalua sasaran audiensnya adalah orang-orang dewasa, maka pesan itu dikemas dengan begitu menarik dan logis, sehingga audiens tidak merasa dibodohi terhadap pesan yang kita sampaikan tersebut.
b.      Waktu
Dalam manajemen media, waktu juga merupakan bagian terpenting yang harus diatur. Waktu disini maksudnya adalah media tersebut harus bisa mengatur waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan-pesan kepada audiens. Misalnya pada media televisi, pada sebuah iklan rokok harus diatur waktu yang tepat untuk penayangan iklan tersebut, karena jika iklan tersebut ditayangkan pada saat jam anak-anak menonton televisi, akibatnya anak-anak tidak bisa terkontrol dengan baik sikap dan prilakunya.

3.      Nurasul Ikma
Manajemen adalah ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan. Seni dalam sebuah manajemen merupakan sebuah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan, dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan terutama dalam mengatur sebuah media.
            Mengatur manajemen sebuah media membutuhkan sebuah kreativitas bahkan keterampilan yang berperan agar tercapainya tujuan-tujuan yang direncanakan dalam sebuah organisasi penyiaran. Adapun elemen-elemen penting dan mengatur sebuah media, yaitu :
a.      Perencanaan
b.      Pengorganisasian
c.       Pengarahan
d.      Pemotivasian
e.       Pengendalian atau pengawasan
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian,  dan pengendalian maupun pengawasan  merupakan bagian utama dalam pertumbuhan suatu organisasi dengan disertakan sebuah visi dan misi tertentu yang sesuai dengan idealisme sebuah media penyiaran. Di dalam sebuah perencanaan haruslah memiliki strategi dan rumusan yang jelas. Karena tanpa adanya sebuah strategi dan rumusan yang tepat, maka sebuah organisasi tidak akan terbangun dengan sempurna.
Manajemen sangat berperan penting dalam tatanan organisasi media, dimana sang manajer mengelola produk dari media tersebut dengan dibantu oleh bawahannya atau sering disebut dengan staff of manager. Apabila manajer mampu memberi arahan yang baik kepada bawahannya, dan staff (bawahan) mampu bekerja dengan baik, maka produk media yang dihasilkan akan tersiarkan dengan maksimal dan sesuai dengan tujuan yang direncanakan oleh perusahaan.
Dari analisis di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa berbicara mengenai perusahaan media pastilah berurusan dengan struktur ataupun organisasi yang diciptakan. Maka dari itu, sebuah organisasi dapat dijalankan apabila memiliki manajemen yang mampu dikelola dengan baik oleh masing masing pihak anggota organisasi.

Kesimpulan

Dengan mengatur ide-ide secara logis, berurutan dan tidak bertele-tele, ide yang disampaikan akan dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan informasi, motivasi maupun praktis bagi para audiens. Mengorganisasi pesan-pesan secara baik adalah suatu tantangan bagi komunikator. Untuk dapat mengorganisasi pesan-pesan dengan baik, ada 4 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.      Subjek dan tujuan haruslah jelas.
2.      Semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan.
3.      Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis.
4.      Semua informasi yang penting harus sudah tercakup.
Suatu pesan yang disusun dengan baik akan membantu audiens memahami pesan yang disampaikan, membantu audiens menerima pesan, menghemat waktu audiens, dan mempermudah pekerjaan komunikator.
a.       Membantu Audiens Memahami Suatu Pesan.
b.      Membantu Audiens Menerima Suatu Pesan.
c.       Menghemat Waktu.
d.      Mempermudah Pekerjaan Komunikator

Referensi :

Andi Frachruddin. (2000). Managemen Pertelevisian Modern. Yogyakarta: Andi   Offset.
Djoko Purwanto. (2009). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Dr. H. B. Siswanto, M.Si. (2013). Pengantar Manajemen. Jakarta : PT Bumi          Aksara.
George R. Terry dan Leslie W.rue. (2000).  Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : PT             Bumi Aksara.





[1] George R. Terry dan Leslie W.rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2000), hal 3
[2] Andi Frachruddin, Managemen Pertelevisian Modern, (Yogyakarta: Andi Offset), hal. 8
[3] Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, (Jakarta: Erlangga,  2009), hal. 73-74
[4] Dr. H. B. Siswanto, M.Si., Pengantar Manajemen, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013), Hal 3-4
Share on Google Plus

About Dhiya

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment