Kebersihan menjadi salah
satu perhatian besar dalam Islam. kebersihan seseorang tidak hanya dianggap
sebagai kebiasaan yang baik dalam Islam, tetapi juga merupakan suatu ibadah
yang merupakan bagian dari iman. Dalam hadis Nabi banyak disebutkan tentang
kebersihan salah satunya seperti yang tertulis diatas yaitu Kebersihan Sebagian
Dari Iman. Dalam islam tidak hanya kebersihan individual di tekankan tapi
kebersihan lingkungan juga dianggap penting. Disebutkan dalam hadis “Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa Rasulullah
shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda;
Artinya ; “Waspadalah
dengan dua orang yang terkena laknat.” Mereka berkata, “Siapakah yang kena
laknat tersebut?” Beliau menjawab, “Orang yang buang hajat di tempat orang lalu
lalang atau di tempat mereka bernaung.” (HR. Muslim no. 269).
Hadis tersebut menggambarkan
bahwa Allah akan melaknat orang-orang yang membuat orang lain terganggu contohnya ketika kita sudah siap menggunakan
ruang belajar, kita harus membuat ruang belajar bersih dan usahakan orang lain
yang akan menggunakan ruangan merasa nyaman, atau meninggalkan ruang belajar dalam
keadaan bersih baik; lantai, papan tulis dan lain sebagainya.
Hembusan angin disiang hari meniupkan Hiasan sarang
laba-laba di jeruji besi, serta warna-warni pelangi menghiasi dinding Gubuk
ilmu, dan bunga-bunga yang berbau bertaburan di setiap sudut lantai dimana
tempat para calon pemimpin masa depan mencetak pena emasnya, itulah ruang
belajar FDK Uin Ar-Raniry Banda Aceh.
Kenyamanan
di dalam Ruang Belajar tidak hanya diukur dari ribut atau tidaknya mahasiswa ketika
dalam proses belajar-mengajar, tetapi kedisiplinan dan kebersihan juga
mempengaruhi kenyamanan ketika dalam ruang belajar. Tempat atau lokasi yang
masih diragukan kebersihannya di FDK salah satunya adalah Ruang Belajar. Kebersihan
didalam ruang belajar FDK Uin Ar-Raniry sudah digolongkan dalam kategori
bersih, namun pada saat-saat tertentu misalnya pada pagi dan sore hari, masih
ada sampah sisa makanan, pembungkus makanan dan kertas binder berserakan
didalam ruang belajar.
Sampah berserakan didalam ruang belajar
disebabkan oleh dua faktor pertama;
kurangnya kesadaran mahasiswa/i dalam
menjaga kebersihan saat dalam ruangan, saat proses belajar-mengajar mahasiswa
sering membawa cemilan atau permen yang dimakan ketika proses belajar-mengajar
berlangsung, hal ini sudah diizinkan oleh beberapa pihak dosen yang
bersangkutan. Selain untuk mencegah mengantuk dan tegang pada saat
belajar-mengajar berlangsung. Setelah dimakan sampah diletakkan diatas/dibawah
meja belajar hal ini sering menyebabkan lupa untuk membuang sampah pada
tempatnya dan pada akhirnya sampah di ruang belajar berserakan. kedua; kurangnya persediaan tong sampah
disetiap ruang belajar di FDK. Pihak akademik memang sudah menyediakan tempat
pembuangan tong sampah namun itu hanya tersedia dibagian luar ruangan saja.
Bagian dalam ruangan seharusnya ada tong sampah kecil tersedia supaya mudah bagi mahasiswa/i dan dosen ketika
membuang sampah.
Hasil interview dengan beberapa dosen dan
mahasiswa/i di FDK Uin Ar-Raniry. “Kebersihan di dalam ruang belajar kurang
bersih, tapi kalau lantai itu bisa jadi, begitu juga dengan kursi dan meja baik
untuk mahasiswa/i dan dosen kadang-kadang tidak teratur posisinya”. Ujar
Zalikha Dosen FDK. Kemudian bagaimana meningkatkan kesadaran mahasiswa/i supaya
mau menjaga kebersihan dalam ruangan ? “sebenarnya semua itu kembali ke diri
masing-masing tong sampah sudah tersedia jadi dia punya kesadaran atau tidak!
Sampah yang bertumpukan baik itu kertas atau bekas aqua setelah diapakai, ya
dibuang pada tong sampah”. (Ujar dosen FDK)
Selain dosen mahasiswa juga memberikan
pendapatnya, sebut saja Tomi mahasiswa semester IV jurusan KPI. “Kesadaran
mahasiswa tergolong masih kurang. Kenapa,? karena masih banyak sampah yang
berserakan selain itu untuk mencegah dari ketidaknyamanan pada saat
belajar-mengajar berlangsung, oleh
karena itu diharapkan kepada pihak akademik atau pihak yang bertugas harus
memberikan intruksi supaya cleaning servis datang lebih awal sebelum proses
belajar-mengajar berlangsung”. Tutur tomi
Salah satu penunjang kenyamanan
dan ketentraman dalam hal pelaksanaan proses belajar-mengajar baik itu pada
kampus, sekolah maupun tempat belajar lainnya. Semua itu bisa di dapatkan
dengan cara menciptakan ruang belajar dan lingkungan yang bersih. Pada
hakekatnya kebersihan itu adalah sebuah faktor yang mampu mempengaruhi semua perilaku
yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan keseharian kita. Kepedulian terhadap
kebersihan akan tumbuh dengan sendirinya, apabila seseorang sudah membiasakan
dirinya dengan hidup teratur dan rapi (disiplin) begitu juga sebaliknya. Hal
ini di dasari karena faktor kebiasaan individu dalam menjaga kebersihan baik
untuk dirinya maupun lingkungan di sekitarnya.
0 comments:
Post a Comment