Samin Sudah Sejahtera Dengan Alam!


Samin Sudah Sejahtera Dengan Alam!
Oleh : Dhiya Urahman
(Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh)

INDONESIA adalah negara yang kaya raya. Potensi kekayaan alamnya yang luas biasa, baik sumber daya alam hayati, maupun non-hayati. Bisa dibayangkan, kekayaan alamnya mulai dari kekayaan laut, darat bumi dan kekayaan lainnya yang terkandung dalam bumi Indonesia mungkin tidak bisa dihitung.

Jika dilihat dari sudut pandang geografis, dari Sabang sampai Marauke, terbentang dengan pulau besar, mulai pulai Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi serta Irian Jaya. Disamping itu, terdapat juga ribuan pulau yang mengelilingi alam Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia memang pantas disebut sebagai negara kepulauan yang mempunyai kekayaan alam yang sangat besar.

Kekayaan Indonesia tidak sekedar terbatas pada kekayaan hayati saja, tetapi juga non hayati. Aneka bahan tambang, diantaranya minyak bumi, batubara, gas alam dan sebagainya. Dalam kegiatan eksplorasi kekayaan alam baik sumber daya alam hayati maupun non hayati tidak boleh mengakibatkan kerusakan lingkungan. Dalam eksplorasi harus menjaga lingkungan demi kelestarian sumber daya alam.

Salah satu daerah Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah ialah Rembang Jawa Tengah, dimana penduduk Sedulur Sikep (Samin Surosentiko) yang menolak pabrik semen agar tidak dibangun di daerahnya. Menolak keras, karena budayanya hanya bisa bertani (tidak boleh berdagang) otomatif jika pekerjaan sehari-hari bertani pasti membutuhkan tanah yang akan diolah sebagai lahannya.

Bagaimana ibu-ibu disana mengeluarkan amarahnya, berjuang mempertahankan agar daerahnya tetap hijau, perekonomian mereka tidak berubah tetap mempertahankan nilai-nilai leluhurnya, yaitu bertani. Berbagai cara dilakukan oleh orang-orang Samin agar pabrik tidak dibangun di daerahnya, mulai dari memblokade jalan, demo, baca yasin dengan mendirikan tenda di tapak pabrik, hingga diutus perwakilan ke Jerman dengan niat menemui kepala induk dari PT Semen.

Dalam film dokumenter Samin vs Semen Gunarti menjelaskan, penghasilan suaminya Rp. 2 juta, dari jumlah tersebut Rp.1.2 juta dari hasil alam, jika alam diganggu. Maka sama saja mereka mengganggu mata pencaharian penduduk Sedulur Sikep. Masyarakat Sedulur Sikep masih sangat kental dengan hal yang alami, mereka masih memanfaatkan pupuk daur ulang misalnya dari kotoran sapi yang diolah menjadi pupuk.

Hal ini untuk menyuburkan tanah tanpa penggunaan pupuk kimia. Namun hadirnya pabrik semen masyarakat khawatir itu semua akan sirna perekonomian mereka terancam, hasil alam yang mereka peroleh selama ini ditakutkan hanya tinggal kepingan kenangan dan tidak bisa diwariskan untuk keturunan Sedulur Sikep nantinya.

Kesejahteraan yang Bagaimana?
Petanyaan dari orang-orang Sedulur Sikep sangat sederhana “Kesejahteraan apa yang bapak/ibu maksud? Sementara kami disini sudah sejahtera”. Film Samin vs Semen membawa pesan yang sangat mulia. Arti kesejahteraan itu sangatlah relatif, tidak bisa diukur dengan uang, kekayaan materi, besarnya gaji, ataupun kedudukan tinggi namun sekelompok warga desa memaknai dengan caranya sendiri. Kenapa lantas diusik?

Seandainya PT Semen tetap dibangun apakah masyarakat disana bisa dijamin akan sejahtera? di satu sisi mereka masih mempertahankan nilai-nilai yang ditingalkan leluhurnya yaitu bertani, lantas dengan janji yang diberikan pihak PT Semen akan memperkerjakan masyarakat Sedulur Sikep dalam PT Semen tersebut. apakah dengan memberikan pekerjaan baru dan maninggalkan pekerjaan yang ditinggalkan leluhurnya (bertani) mereka akan sejahtera?. Begitu juga sebaliknya jika pemerintah mambantu tangisan masyarakat dengan membatalkan PT Semen dibangun di daerah mereka, saya yakin penduduk Sedulur Sikep, akan lebih nyaman dan sejahtera, pastinya dengan bantuan pemerintah setempat.

Mempertahankan Warisan
Menit 38 puncaknya rasa haru di film ini. Leluhur saya juga mewariskan sedikit tanah dan petuahnya agar tidak dijual. Bukan hanya untuk warga Samin (Jateng) tapi untuk semua, agar pantang menjual tanah warisan para leluhur. Sejatinya, perlawanan itu bukan yang pertama. Warga Samin yang hidup sepanjang pegunungan Karst, Kendeng, Jawa Tengah, menurut video tersebut, Aksi yang diprakarsai pengikut Sedulur Sikep (Samin Surosentiko) yang telah memiliki sejarah panjang melawan kolonialisme Belanda di tanah Jawa sejak 1890.

Mengapa mereka menolak penambangan karst di Jawa, karena sebagian besar karst pegunungan kendeng telah menjadi sumber pengairan bagi pertanian pruduksi. Kemudian setelah kemerdekaan, perlawanan itu kembali terjadi pada perusahaan semen raksasa, dimana pada tahun 2006, PT Semen Gresik akan membangun pabrik di Kecamatan Sukolilo, Pati, Jawa Tengah.

Warga Samin menolak karena dianggap mengancam pertanian dan mata air daerah mereka. Namun PT Semen Indonesia berhasil masuk Rembang dan mendirikan pabrik mulai 17 Juni 2014. Kini sebagian warga Pati dan Rembang dibantu Orang-orang Samin menghadapi Semen Indonesia dan Grup Indocement.

Pokok yang terpenting adalah mengelola kekayaan alam untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pasalnya, kekayaan alam tersebut merupakan hak seluruh rakyat Indonesia. Biarkan warga Sedulur Sikep Sejahtera dengan cara hidup mereka yaitu dengan bertani, Indonesia kaya sumber daya alam tapi kenapa seolah mereka dijajah oleh negerinya sendiri. Jangan sampai kekayaan alam membuat warga Indonesia tidak sejahtera, apalagi jika kesejahteraan rakyat meningkat maka perekonomian Indonesia pun juga akan meningkat.

Kekayaan alam yang sangat berlimpah merupakan anugerah dari Allah SWT yang diamanahkan untuk rakyat Indonesia. Banyak cara menjalankan amanah tersebut, antara lain dengan cara mengelola kekayaan alam dengan benar dan tidak merusak lingkungan. Lebih utama, kekayaan alam tersebut jangan sampai hanya dieksplorasi besar-besaran olek pihak yang hanya ingin memanfaatkan dan tidak bertanggung jawab akan lingkungan, tetapi dalam kegiatan eksplorasi harus juga menjaga kelestarian alam dan lingkungan dari kerusakan dan polusi demi generasi penerus bangsa berikutnya.

Dhiya Urahman (140401040) unit 2
Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Gmail: dhiyaurahman954@gmail.com


Share on Google Plus

About Dhiya

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment