Contoh Opini Tolong Aku Mama

Oleh      Dhiya Urahman
Theme : Bullying




“TOLONG AKU MAMA”

Sore itu keponakan saya mengatakan “paman, saya tidak mau mengaji dan sekolah lagi” sontak saya terkejut, “kenapa” (terbesit dalam hati saya). Lanjut si ponaan “saya di cubit oleh kawan sekolah dan dipengajian, saya dikatain malas” (sambil menangis). “Kenapa tidak cerita sama mamak”, “saya takut dimarahi sama mamak” ujarnya.
            Ternyata keponakan saya mengalami depresi dan merasa disiksa oleh kawan sebangkunya karena sering dicubit, sebab itu juga dia tidak mau pergi kesekolah. selain itu di tempat dia mengaji, ia sering diejek dikatain malas sehingga mengadu dan menangis karena merasa tidak aman dilingkungan sekitarnya. Setelah beberapa hari saya memantau keponakan saya, yaitu dengan bertanya kepada kawan sekelasnya dan kawan satu tempat mengaji. Ternyata dari pengaduan yang dilontarkan oleh keponakan saya, memang benar ada aksi bullying disekolah dan ditempat dia mengaji. Sangat disayangkan siswi yang masih duduk dikelas 1 SD sudah mengalami ancaman, ini sangat berpengaruh terhadap mental dan psikologisnya. Setelah melakukan pantauan mengenai kasus ini saya mengambil langkah untuk menyampaikan keluhan ponakan ke ibunya agar melapor kepada gurunya. Setelah beberapa hari, saya bertanya kepada kakak mengenai kasus yang menimpa ponakan saya apakah sudah dilaporkan kepada guru yang bersangkutan “sudah beberapa kali saya melapor”, “jadi bagaimana kak apa tanggapan guru”, “jawabannya tidak menyenangkan”, “ibu fikir siswa itu sedikit, susah bu mengawasinya” (itu kata yang dilontarkan guru kepada kakak saya). Aksi bulliying yang kerap terjadi dikalangan anak-anak menyebabkan orang tua harus menjaganya lebih intensif. Namun, apabila Kurang pengawasan dari guru juga akan menyebabkan aksi bulliying  antar siswa, saya yakin akan semakin menjamur. Sekolah yang mengajarkan tentang Aqidah, sosial, tematik dan lain sebagainya akan tertutupi dan ternodai dengan adanya aksi bulliying  yang secara tidak langsung siswa belajar akan kekerasan dari lingkungannya yang semakin menakutkan.
Bulliying lebih sering berupa gangguan yang ditujukan secara indivudu dalam bentuk gangguan-gangguan ringan  dan komentar-komentar yang menjengkelkan. Namun demikian, karena gangguan bersifat konstan dan tidak menunjukkan belas kasihan, maka menjadi serangan yang agresif. Faktor umum dalam semua insiden bulliying adanya intensi dari pengganggu untuk meremehkan dan merendahkan orang lain. (Kanisius, 2009, P. 7)
Masih anak-anak, jadi mereka belum tahu apa yang dimaksud dengan Bulliying. Dampak dari Bulliying itu sendiri mereka belum begitu memahaminya, baik bagi pelaku maupun bagi yang menjadi korban. Padahal dalam islam dilarang keras perilaku merendahkan orang lain, hal ini sebagai mana penjelasan dalam sebuah firman Allah surat Al-Hujarat ayat 11 dan 13.
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-o rang yang zalim.” Q.S. Al-Hujurat: 11
“Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha mengetahui, Maha teliti”. Q.S. Al-Hujurat: 13
Dari kedua ayat tersebut Allah telah menegaskan dalam FirmanNya bahwa, Allah melarang umat manusia untuk saling melecehkan antara satu sama lain, merendahkan kedudukan orang lain dan memanggil selain dari namanya. Kemudian, Allah juga telah menerangkan dalam ayat berikutnya, Ia telah menciptakan umat manusia dengan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, tujuannya supaya kita saling mengenal antara satu suku dengan suku yang lainnya.

Pengaruh Media Massa
            Perkembangan teknologi yang sangat pesat baik dibidang telekomunikasi, media hiburan dan lain sebagainya. Penyebaran teknologi tidak hanya meyebar di bagian pusat kota saja. Tapi, dipelosok desa pun sudah banyak tersebar media-media yang dapat mempermudah dalam mengakses informasi. Kebanyakan orang salah menggunakan media, penulis sempat melakukan opservasi terhadap orang-orang yang menggunakan media, namun yang penulis lihat adalah media komunikasi seperti Hp Android, laptop adalah media yang dipergunakan oleh anak-anak untuk memainkan game / permainan. Dari pantauan penulis sebabnya adalah kurang faham orang tua terhadap fungsi dari media tersebut sehingga sikap kurang pedulinya tinggi terhadap sianak. Dalam kasus ini orang tua tergolong ke dalam kategori non-kontrol, ini salah satu langkah akan menyebabkan aksi bulliying.
            Media sangat berperan dalam kehidupan, media dapat dijadikan motivasi untuk melakukan bulliying, dalam media televisi, seorang anak yang menonton siaran apa saja. Anak tersebut pasti melakukan hasil dari tontonannya kedalam kehidupan nyata karena seorang anak bersifat imitasi. Dari media anak bisa mengidolakan apa yang dianggap hebat, misalnya anak mengidolakan spidermen, pasti sianak akan melakukan apa yang dilakukan spiderman tersebut, seperti suka berkelahi, spiderman bisa terbang, sianak pun akan mencobanya agar dia bisa terbang, spiderman suka memukul orang, sudah pasti sianak akan suka memukul orang disekelilingnya.

Dampak Dari Bulliying
Dari kasus yang keponakan penulis alami, ia sering mengadu tidak mau sekolah, tidak mau belajar dan hanya mau dirumah saja karena dirumah dia merasa aman. Bagi orang tua yang menerima laporan bahwa anaknya dibully agar segera memantau, apabila terbukti dibully maka segera laporkan kepada guru yang bersangkutan. Kegiatan bulliying  sering terjadi dikalangan anak-anak, aksi bulliying berpengaruh kepada psikologis dan perkembangannya terganggu, dampak bagi korban dari aksi bulliying misalnya semangat belajar berkurang, merasa diasingi. Bisa jadi anak yang seperti itu murung atau cenderung mengasingkan diri saja. Kemudian dampak bagi pelaku dari aksi bulliying, biasanya anak yang suka melakukan aksi tersebut pasti dikenal dengan anak yang bandel, susah diatur dan membangkang terhadap orang yang tidak ia suka. Dikasi tahu tidak mau mendengar, biasanya anak yang demikian bisa digolongkan kedalam kategori anak yang kurang kasih sayang dari orang tua. Berarti dapat disimpulkan bahwa aksi bulliying dapat membawa pengaruh yang negatif baik terhadap si pelaku maupun korban
Dari hasil tulisan dan kasus yang penulis jumpai, izinkan penulis untuk memberi sedikit saran terutama Untuk orang tua siswa baik dipihak korban maupun dari pihak pelaku aksi bulliying agar mengawasi anaknya baik dari pengaruh lingkungan dan media massa seperti buku, video, android, siaran televisi dan sebagainya yang mengandung aksi kekerasan ataupun fornografi. Tanggungjawab orang tua bukan hanya setelah mengantarkan sianak ke sekolah namun tanggungjawab orang tua harus ikut serta dalam mengawasi perkembangan sianak. Orang tua juga harus melihat apa fungsi dari media massa contohnya seperti televisi, hp android dan media komunikasi lainnya sehingga orang tua tahu bagaimana mengimplikasikan media terhadap sianak
Dalam proses belajar mengajar pastinya ada siswa yang mempunyai kemampuan lebih dari kawan sekelasnya (pintar), ada yang standar dan ada juga dibawah rata-rata. Biasanya guru sangat senang melihat siswa yang rajin dan aktif dalam kelas, hal tersebut tidak menutup kemungkinan siswa yang rajin dan aktif tersebut akan mendapat perhatian lebih dibandingkan kawan sekelas yang lainnya. Hal tersebut juga akan menurunkan tekat dan minat siswa dalam hal belajar. Kenakalan dan aksi bulliying dikalangan siswa mengharuskan guru supaya mengawasi lebih intensif karena tanggungjawab guru tidak hanya sekedar mengajar namun juga mendidik.

Daftar pustaka
    1.     Gunarsa Sinngih D. & Ny. Y. Singgih D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Jakarta: Gunung Mulia).
       2.          Kanisius. 2009. How To Stop That Bully /edisi bahasa indonesia (Yogyakarta: Kanisius)


             
Share on Google Plus

About Dhiya

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment