Doc. Bersama Nasir Djamil pada Musyawarah Wilayah Kerja Forum Komunikasi Nasional KPI Se-Sumatra |
Karakter
adalah akumulasi dari sifat, watak dan juga kepribadian seseorang. Muhammad
Yaumi dalam bukunya “Pendidikan Karakter, Landasan Pilar & Implementasi”
dituliskan bahwa, Karakter merupakan kulminasi dari kebiasaan yang dihasilkan
dari pilihan etik, perilaku, dan sikap yang dimiliki individu yang merupakan moral
yang prima walaupun ketika tidak seorang pun yang melihatnya.
Edukasi
berkarakter sudah semestinya diketatkan di Indonesia. Melihat fenomena Edukasi
yang diberitakan beberapa media nasional bahwa Edukasi remaja sudah melemah
bahkan sudah tergolong dalam kategori hancur. Siapa yang berperan ? tentu kita
sebagai generasi ikut berperan. Edukasi melemah, nasib bangsa akan melemah
juga.
Indonesia
butuh mereka, Bangsa ini butuh mereka. Siapa mereka, mereka adalah generasi
penerus bangsa yang mempunyai moral, moral baik lagi tinggi. Mereka yang akan
memajukan bangsa ini dengan penuh kebijaksanaan yang bersih. Bagaimana jika
penerus generasi bangsa ini tidak mempunyai Edukasi, lebih-lebih Edukasi
karakter dan moral ? bagaimana jika penerus generasi yang menjadi harapan
bangsa ini gagal dalam Edukasi karakter dan moral ? sudah bisa di pastikan
bangsa ini tidak akan pernah damai dan maju seperti yang di harapkan para
pejuang-pejuang bangsa ini dulu.
Penerus
generasi ini harus di bentuk dan Edukasi karakter harus di terapkan dengan
jelas dan tegas di bangsa Indonesia ini agar tidak adanya kejadian
peristiwa-peristiwa yang tidak di inginkan, agar tidak terjadi kesalahan dan
kelancangan di dalam moral, seperti yang baru-baru ini terjadi seorang murid
dengan tanpa rasa takut, berani
menghilangkan nyawa seorang guru yang guru tersebut adalah guru dia sendiri,
guru yang banyak mengajarkan kepadanya akan Edukasi yang Edukasi itu sendiri
adalah untuk kepentingan hidup masa depan dia kelak tak lain guna untuk
memajukan bangsa Indonesia yang tercinta ini juga.
Tapi
kenapa kejadian seperti ini semakin terus terjadi ? Apa alasan terbesar ketidak
beradaban ini semakin kelihatan dengan jelas ?
dimana letak kesalahannya, apa penyebab peristiwa menyeramkan ini bisa
terjadi ? ini pertanyaan besar yang seharusnya sama-sama kita perbincangkan
bukan malah di diamkan. Masalah besar seperti ini bukan hanya urusan
orang-orang kecil, tapi tangan-tangan yang mempunyai kekuasan besar juga harus
lebih berperan dalam mencari tahu penyebab dan solusinya.
Sebenarnya
bukan sekarang saatnya menerapkan Edukasi karakter tapi seharusnya sejak dulu,
“Tapi apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur” itu hanya kata-kata orang yang
tidak ingin maju, siapa bilang kalau nasi sudah menjadi bubur tak bisa di
manfaatkan lagi, bubur masih bisa di buat enak dengan cara mengkreasinya
asalkan ada niat dan keinginan yang
kuat.
Jadi
walau sudah terlambat tak ada salahnya Edukasi karakter di terapkan dengan
tegas dari sekarang tapi akan sangat salah jika sudah tahu ketidak beradaban
ini semakin terbuka, ketika sudah mengetahui bangsa ini sangat kekurangan
Edukasi karakter tapi tidak ada niat yang kuat untuk merubahnya.
Hemat
saya, masalah diatas mencerminkan anak bangsa sangat jauh dengan etika dan
nilai-nilai kesopanan. Apa yang diajarkan guru salah seolah tidak bernilai. Sangat
disayangkan jika hal ini berlanjut, Bagaimana Edukasi Indonesia kedepan?
Edukasi pungli, korupsi, kebohongan dan suap. Penyakit itu sudah menyebar
sebagai virus yang ikut disaksikan generasi Indonesia saat ini.
Permasalahan
tersebut, mencerminkan bahwa Karakter anak bangsa sudah diambang kehancuran. Sudah
saatnya generasi millenial berubah, seperti mengabdi untuk negeri dengan membantu
mencerdaskan generasi akan datang. Saya yakin EduCenter “one stop education ofexcellence” sudah mengatur strategi terkait permasalahan Edukasi di Indonesia
saat ini.
Pun
penerus generasi bangsa ini tidak boleh lemah, penerus generasi ini tidak boleh
bodoh, penerus generasi ini harus kuat, penerus generasi ini harus pintar,
penerus generasi ini harus jujur, penerus generasi ini harus mempunyai karakter
dan moral yang baik agar bisa bersaing sehat
dengan bangsa lain, agar bisa mengelola Sumber Daya Alam yang berlimpah
ruah ini, agar bisa memajukan dan mengembangkan bangsa Indonesia ini.
Ini
tugasnya siapa, ini tugas mereka yang berwewenang mengangkat hukum dan
peraturan, agar peraturan Edukasi terutama Edukasi karakter di buat tegas agar
penerus generasi bangsa ini tidak salah, agar generasi penerus bangsa ini mampu
dan tegas dalam memajukan bangsa Indonesia ini. Semoga!
#educenter
#one stop education of excellence
_________________________________________________________________________________
Mau ikutan lomba Educenter juga?
Klik EduCenter Blog Competition dan menangkan total hadiah Rp 10.500.000,00!
TEPAT, Indonesia memang butuh generassi berkarakter, semoga Indonesia makin baik kedepan
ReplyDeleteamin,
Deletegk akan berubah, kalau bukan kita yang merubah.
ayo, kita bantu, edukasikan moral-moral demi masa generasi yang lebih baik
memang benar banget, rendah memang jika berbicara edukasi karakter di Indonesia.
ReplyDeletekadang aku suka sedih, lihatb fenomena yang semakin menjadi-jadi
fenomena itu memang akan semakin aneh-aneh mas,
Deletelihat saja pelajar yang rela bunuh gurunya.
semoga hal semacam itu tidak berkelanjutan
Gue sih, stuju aja kalau dibilang edukasi karakter memburuk.
ReplyDeletegue juga kasian lihat generasi Indonesia yang semakin gaul, dalam artian mereka sudah terlena dengan permainan dunia. sibuk dengan dunia, tapi sudah kurang memperhatikan edukasinya di masa depan.
why?
ini pertanyaan besar.
thank mbak, sekilas sudah membantu menguatkan argumen saya.
Deletemenurut saya mbak, disini peran para millenial yang peka dengan keadaan. peka apa dampak edukasi yang memburuk.
ya mas, trus mulainya gmn?
Deletegue sih sering lihat anak-anak suka marah kalau disuruh ama orang tuanya.
kasian mas,liat orangnya.
menurut aku sih,
Deletekita mulai dari diri sendiri dulu mbak, kira-kira sudah mampu.
trus mulai dilingkungan keluarga, adek? sepupu? atau keluarga mbak lainnya.
dan
kalau itu sudah mantap, baru mbak coba keluar, misalnya bergabung di komunitas edukasi, atau komunitas yang bisa membantu memperbaiki edukasi generasi negara kita.
good luck mbak, selamat mencoba.
oa, itu semua hanya tips simple dari aku mbak.
ambil yang bisa mbak aplikasikan di kehidupan mbak aja, yang lain simpan dulu, heheh
ok mas,
Deletegue stuju, mulai dari diri sendiri.
thank mas. sampai jumpa di gebrakan edukasi millenials demi masa depan millenials yang membaik.
sedkit saya jawab ya mbak.
Deletemenurut aku, masalah yang parah sekarang adalah penggunaan media yang tidak bisa dibatasi,
bisa-bisa aja seorang menghabiskan waktunya dengan handphone. nah, kalau sibuk dengan handphone kapan belajarnya?
kapan mikir edukasinya kedepan?
hahha
maaf ni mbak, mungkin nambah tanda tanya
sejauh ini, yang aku lihat pemerintah sudah berusaha sebaik mungkin. namun apalah daya individu sangat banyak di Indinesia.
ReplyDeleteditambah pengaruh media yang semakin bervariasi
benar tu mas nazir
Deletetidak hanya melihat aksi dari pemerintah mas.
Deletekita juga harus membantu dengan cara membuat aksi yang pastinya berhubungan dengan Edukasi karakter,
lihat seperti Educenter, salah satu aksi nyata yang harusnya jadi contoh bagi kita.
keren mas, baru baru aku udah buat aksi juga. ya hanya eduaksi sejenis penyuluhan gitu.
Deletehehe
tapi
intinya aku udah gerak, dan sedikit membantu
mantap mas,
Deleteaksi gini juga udah tergolong bagus kok.
kira-kira aksinya akan berkelanjutan mas?
berkelanjutan mas insyaAllah
Deletemantap
Deletesaya dukung mas, semoga semangat trus ya mas
mantap
Deletesaya dukung mas, semoga semangat trus ya mas
ok mas dhiya,
Deletemakasi dukungannya